Reporter: Lodya Astagina | Editor: Supiansyah
TENGGARONG - Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kutai Kartanegara, Hatta Saputra menyebutkan okupansi hotel di Tenggarong anjlok di angka 30-40 persen selama libur Idulfitri 1442 Hijriah.
Kata dia, okupansi hotel di Tenggarong sendiri hanya 10 persen saja. Hal ini sudah terhitung sejak H-17 lebaran sampai H+3 lebaran. Hatta menerangkan, tahun-tahun sebelum adanya Covid-19, okupansi hotel terbilang aman dan hampir merata terisi semua kamar-kamar hotel yang ada.
“Kalau enggak ada itu (Corona) okupansi bagus saja. Sampai aja 40 persen biasanya, hampir merata di hotel-hotel dua tahun lalu,” ungkapnya, Selasa (18/5/2021). Terhitung sejak 2020, lanjutnya, orang-orang tidak bisa masuk ke Tenggarong, sehingga menyebabkan kamar hotel tak terisi.
Itu pun hanya untuk Tenggarong saja, belum lagi hotel-hotel yang ada di kecamatan lainnya. “Kalau luar, Kota Bangun itu mungkin 0 persen, sampai Kembang Janggut 0 persen,” sebutnya. Hatta yang dua periode menjabat sebagai Ketua PHRI Kukar itu mengatakan, Balikpapan yang paling terdampak semenjak adanya Covid-19.
Hotel di Balikpapan banyak yang telah merumahkan karyawannya, tutup sementara, bahkan ada yang hampir berencana menjual hotelnya. Hal yang sama juga terjadi di Samarinda dan Kukar, meski julahnya tak sebanyak Balikpapan. Hatta mengakui beberapa hotel berhasil ‘menyelamatkan’ diri karena menjadi tempat karantina.