Reporter: Umar Daud | Editor: Bambang Irawan
TANJUNG REDEB - Belakangan beredar video di Sodial Media (Sosmed) Tiktok, beberapa penyu mati di perairan Pulau Panjang, Kecamatan Pulau Derawan.
Video yang diunggah pada, Senin (1/4/2024), di salah satu akun warga itu, menunjukan penyu mati yang diduga kuat akibat pengeboman ikan atau Illegal Fishing.
"Ketemu lagi penyu mati. Kasihannya nah, hancur belakangnya (cangkang penyu)," kata si pengunggah sambil menunjuk posisi perairan di dekat Pulau Panjang, Kecamatan Pulau Derawan.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Muhammad Ilyas mengakui, atas kejadian matinya penyu di perairan tersebut. Hanya saja, pihaknya belum mengetahui persis apakah biota laut itu mati akibat pengeboman atau ada penyebab lainnya.
Untuk itu, pihak BKSDA saat ini terus melakukan penyelidikan mendalam terkait matinya sejumlah penyu di kepulauan tersebut.
"Kami sudah cek ke lokasi pada, Selasa 2 April kemarin, sudah tidak ada bangkai penyu itu. Jadi kami akan meminta keterangan ke pengunggah apakah memang betul itu kejadian baru-baru ini," ujarnya kepada Puasaranmedia.com, Kamis (4/4/2024).
Tak hanya itu, pihaknya juga sudah melakukan observasi di sekitaran Tempat Kejadian Perkara (TKP) lokasi ditemukannya penyu yang diduga akbit terkena bom.
"Kami siang itu sudah mengelilingi bersama pihak Polsek Pulau Derawan dan tidak ada ketemu (bangkai penyu). Nanti kami akan meminta keterang dari penyebar vidio apakah itu baru atau memang sudah lama," terangnya.
Kendati demikian, guna mengantisipasi kejadian tersebut terulang kembali, pihaknya akan melakukan sosialisasi terkait dampak penangkapan ikan dengan cara di bom.
"Iya kita akan lakukan sosialisasi kepada warga, jangan gunakan alat yang akan mengancam hewan di laut. Ini supaya meminimalisir matinya biota laut nantinya," tandasnya.