Reporter : Umar Daud | Editor : Buniyamin
TANJUNG REDEB - Kasus matinya beberapa penyu di perairan Pulau Panjang, Kecamatan Pulau Derawan hingga kini belum diketahui penyebabnya.
Pengawas Perikanan Dinas Perikanan (Diskan) Berau, Budi Haryanto mengaku belum bisa memastikan penyebab kematian beberapa penyu tersebut.
"Bisa jadi bom ikan, tapi ada yang bilang karena terkena baling-baling mesin kapal. Jadi kita belum bisa pastikan penyebabnya," kata Budi, Jumat (5/4/2024).
Namun, kata dia, indikasi sementara mengarah pada kedua hal tersebut, yakni dampak Ilegal Fishing dan imbas baling-balik mesin kapal.
"Kami bersama BKSDA mau memastikan dulu, tapi dugaan kuatnya dua hal itu. Biasanya kalau pengeboman di Pulau Panjang jarang terjadi, tentunya kalau memang bom itu ada tanda bekas pengeboman," imbuhnya.
Apalagi, kata Budi, dengan pecahnya cangkang penyu, sehingga mengarah pada dua indikasi tersebut. Hanya saja, Diskan belum yakin ada pengeboman di sekitar wilayah Pulau Panjang, kemungkinan itu sangat kecil.
"Kami sudah berdiskusi bersama BKSDA, jika terkena bom sangat kecil karena ciri-cirinya tidak sama. Tapi sebagian ada juga yang bilang bahwa itu ulah dari bom," terangnya.
Dari penilaian video yang beredar, kematian penyu-penyu itu lebih ke arah indikasi terkena baling-baling.
Kendati demikian, Diskan Berau bersama pihak terkait akan terus menyelidiki kasus tersebut. Sebab, belum ada bukti konkret menunjukan bahwa kematian beberapa penyu itu benar terkena bom atau akibat baling mesin kapal.
"Pastinya akan kami dalami dulu penyebabnya. Kepastian dalang matinya belum tentu terkena bom," pungkasnya.