Reporter: Siswandi | Editor: Bambang Irawan
SANGATTA - Warga Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mendambakan pasokan listrik dan air bersih.
Hingga saat ini, ketersediaan listrik dan air bersih di desa tersebut masih menjadi mimpi yang belum terwujud bagi para penduduknya.
Dalam kesehariannya, warga Desa Tepian Langsat mengandalkan listrik dari generator set (genset) sebagai sumber utama tenaga listrik.
Hal ini membuat biaya hidup menjadi meningkat karena ketergantungan pada genset yang membutuhkan bahan bakar untuk beroperasi. Selain itu, penggunaan genset juga menimbulkan masalah lingkungan seperti polusi udara dan kebisingan.
Sedangkan untuk kebutuhan air bersih, warga Desa Tepian Langsat harus membeli air dari tandon dengan harga yang cukup tinggi, mencapai Rp50 ribu per tandon untuk kebutuhan sehari-hari. Tingginya harga air ini menjadi beban tambahan bagi warga yang berpenghasilan terbatas.
Kondisi ini telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan kelompok masyarakat setempat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini, termasuk peningkatan infrastruktur listrik dan pembangunan sarana air bersih.
Namun, masih diperlukan kerja sama yang lebih besar antara pemerintah dan masyarakat untuk mencari solusi yang tepat guna memenuhi kebutuhan dasar warga Desa Tepian Langsat.
Ketua DPRD Kutai Timur (Kutim), Joni mengatakan terkait kendala listrik yang belum dirasakan warga Desa Tepian itu dirinya sudah mengupayakan bahkan sudah dilakukan koordinasi dengan pihak PLN.
"Iya memang kalau di desa itu saya sudah komunikasi dengan PLN. Kata pihak PLN itu sementara menunggu anggaran pusat," katanya saat disambangi para awak media.
Joni menegaskan, pihak PLN harus memperhatikan dan memprioritaskan. Sebab memang warga tersebut sudah seharusnya mendapatkannya dan layak. (Adv)