Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Lesbumi NU Balikapapan Gelar Partunjukan Wayang Nyantri di Rumjab Wali Kota

Dialog kebangsaan dimulai sebelum pagelaran wayang nyantri di Rumjab Wali Kota Balikpapan, Sabtu (25/5/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Lesbumi NU Balikapapan Gelar Partunjukan Wayang Nyantri di Rumjab Wali Kota

    PusaranMedia.com

    Dialog kebangsaan dimulai sebelum pagelaran wayang nyantri di Rumjab Wali Kota Balikpapan, Sabtu (25/5/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Lesbumi NU Balikapapan Gelar Partunjukan Wayang Nyantri di Rumjab Wali Kota

    Dialog kebangsaan dimulai sebelum pagelaran wayang nyantri di Rumjab Wali Kota Balikpapan, Sabtu (25/5/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) Balikpapan menggelar pertunjukan wayang nyantri dengan lakon Semar Suluk di Rumah Jabatan (Rumjab) Wali Kota Balikpapan, Sabtu (26/5/2024) malam.

    Sebelum wayang kulit digerakkan oleh Dalang Muda Ki Ferry Yudha Ariyanto, Badan Otonom (Banom) dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Balikapapan melakukan dialog kebangsaan dan pemotongan tumpeng untuk memperingati Hari Lahir (Harlah) Lesbumi Balikpapan ke-VI.

    Ketua Lesbumi Balikpapan, Muhajirin mengucapkan terima kasih atas kehadiran tamu undangan dan dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan.

    "Alhamdulillah, walupun agak sedikit terseok-seok kita mencoba untuk mengadakan Harlah. Ini sebagai bentuk apresiasi kita, Lesbumi itu bukan hanya sekedar lembaga nurut manut, tapi Lesbumi itu ada karena terlahir tahun 1952. Jadi bukan sembarangan, Lesbumi dulu adalah penetralisir dari Lembaga PKI namanya Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra)," ucap Ki Muhajir sapaannya.

    Kisah Sunan Kalijaga, dimaknainya sebuah perjalanan seorang wali, sejarawan, budayawan yang tidak pernah lapuk dimakan sejarah maupun peradaban karena mampu mengumpulkan serpihan-serpihan kayu menjadi satu tiang dan menopang bangunan sebuah masjid di Demak.

    "Ini adalah suatu contoh, dan Sunan Wali ketika berpakaian beliau tidak meninggalkan yang namanya budaya kultural. Ini sebagai bentuk pengejawantahan, bahwa budaya bangsa kita ini bukan dimulai dari kemarin, tapi sejak sebelum lahirnya Wali Songo. Sehingga hari ini kita pun bisa merasakan tanpa mengadopsi pakaian budaya bangsa lain, kita masih beribawa dengan indentitas budaya kita sendiri," ujarnya.

    Selain itu, kata dia, dalam syair Lir-Ilir Sunan Kalijaga terdapat sebuah nilai khususnya pada lirik "Lunyu-lunyu Penekna" memiliki makna meski hidup ini susah tetap harus dijalani.

    "Mudah-mudahan bersama NU, Lesbumi bisa mewarnai yang ada dan diberkahi Allah SWT," harapannya.