Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
logo

Abdul Rachman Berbagi Tips Langkah Membuat Film, Mudah dan Ringan Budged

Pelaku Kegiatan Perfilman Balikpapan, Abdul Rachman Rizky saat diwawancarai wartawan acara dialog interaktif pemajuan kebudayaan di Atwork Coworking Space, Kamis (30/5/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

BALIKPAPAN - Pembuatan film dibutuhkan banyak proses untuk menciptakan sebuah karya audio-visual. Ini disampaikan oleh pelaku perfilman Kota Balikpapan, Abdul Rachman Rizky.

Dia menyampaikan langkah awal membuat film adalah melakukan develop atau pengembangan, kemudian membuat premis atau ide pokok, pra produksi, produksi, biaya produksi dan setelah itu distribusi.

"Nah di develop itu proses yang cukup lumayan lama, karena ada penulisan naskah, cerita apa yang kita buat, dan melakukan riset," ucap Racman, Jumat (31/5/2024).

Sehingga, dikatakannya proses pengembangan yang berkaitan dengan gagasan tersebut dinilai cukup panjang untuk menuju ke tahap produksi. "Kalau untuk biaya produksi sih sebenarnya tergantung," ujarnya.

Dijelaskannya, biaya produksi tergantung dengan durasi film yang ingin dibuat. Kalau konsentrasinya film pendek yang berdurasi 7-8 menit, lokasi syuting dekat dan tim kru sudah komplit, maka biaya produksi bisa disesuaikan dengan bujet yang disiapkan.

"Nggak perlu budged gede, paling 1-2 hari syuting sudah kelar," bebernya.

Bahkan dikatakannya, syarat membuat film pun termasuk mudah yaitu memiliki ide cerita, punya tim produksi dan tim Post Pro. 

"Terkait izinnya, misalnya kita punya produksi film pendek kalau mau ditayangkan ke bioskop, paling kita berizin ke Lembaga Sensor Film (LSF). Tapi kalau mau ditayangkan ke televisi, kita izin ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)," terangnya.

Begitu juga bisa ditayangkan di media sosial (Medos), namun untuk komunitasnya lebih menayangkan di festival film baik nasional maupun internasional.

"Untuk di Balikpapan sendiri kita sudah ada mulai 2011 sampai saat ini tetap konsisten, bahkan kita sudah sering mengikuti kompetisi di tingkat nasional maupun internasional. Sekarang ini konsentrasi kita lebih ke ekosistem perfilman, salah satunya untuk menyambut IKN," jelasnya.

Sementara untuk pemeran film, disarankannya agar mencari aktor yang lebih natural. Tapi ada juga yang casting director atau biasanya sutradara ataupun penulis biasanya riset di lapangan.

"Kalau film pendek itu biasanya pelaku-pelakunya justru orang-orang yang sering ada di lokasi, misalnya kayak di Kampung Baru ada anak kecil yang sedang mendayung. Kita tidak mencari pengganti lain, yah anak itu yang kita latih. Jadi mereka sudah punya basic yang dijalankannya, jadi kita lebih membina SDM baru untuk diberi arahan agar lebih baik lagi," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Abdul Rachman Berbagi Tips Langkah Membuat Film, Mudah dan Ringan Budged

    PusaranMedia.com

    Pelaku Kegiatan Perfilman Balikpapan, Abdul Rachman Rizky saat diwawancarai wartawan acara dialog interaktif pemajuan kebudayaan di Atwork Coworking Space, Kamis (30/5/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - Pembuatan film dibutuhkan banyak proses untuk menciptakan sebuah karya audio-visual. Ini disampaikan oleh pelaku perfilman Kota Balikpapan, Abdul Rachman Rizky.

    Dia menyampaikan langkah awal membuat film adalah melakukan develop atau pengembangan, kemudian membuat premis atau ide pokok, pra produksi, produksi, biaya produksi dan setelah itu distribusi.

    "Nah di develop itu proses yang cukup lumayan lama, karena ada penulisan naskah, cerita apa yang kita buat, dan melakukan riset," ucap Racman, Jumat (31/5/2024).

    Sehingga, dikatakannya proses pengembangan yang berkaitan dengan gagasan tersebut dinilai cukup panjang untuk menuju ke tahap produksi. "Kalau untuk biaya produksi sih sebenarnya tergantung," ujarnya.

    Dijelaskannya, biaya produksi tergantung dengan durasi film yang ingin dibuat. Kalau konsentrasinya film pendek yang berdurasi 7-8 menit, lokasi syuting dekat dan tim kru sudah komplit, maka biaya produksi bisa disesuaikan dengan bujet yang disiapkan.

    "Nggak perlu budged gede, paling 1-2 hari syuting sudah kelar," bebernya.

    Bahkan dikatakannya, syarat membuat film pun termasuk mudah yaitu memiliki ide cerita, punya tim produksi dan tim Post Pro. 

    "Terkait izinnya, misalnya kita punya produksi film pendek kalau mau ditayangkan ke bioskop, paling kita berizin ke Lembaga Sensor Film (LSF). Tapi kalau mau ditayangkan ke televisi, kita izin ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)," terangnya.

    Begitu juga bisa ditayangkan di media sosial (Medos), namun untuk komunitasnya lebih menayangkan di festival film baik nasional maupun internasional.

    "Untuk di Balikpapan sendiri kita sudah ada mulai 2011 sampai saat ini tetap konsisten, bahkan kita sudah sering mengikuti kompetisi di tingkat nasional maupun internasional. Sekarang ini konsentrasi kita lebih ke ekosistem perfilman, salah satunya untuk menyambut IKN," jelasnya.

    Sementara untuk pemeran film, disarankannya agar mencari aktor yang lebih natural. Tapi ada juga yang casting director atau biasanya sutradara ataupun penulis biasanya riset di lapangan.

    "Kalau film pendek itu biasanya pelaku-pelakunya justru orang-orang yang sering ada di lokasi, misalnya kayak di Kampung Baru ada anak kecil yang sedang mendayung. Kita tidak mencari pengganti lain, yah anak itu yang kita latih. Jadi mereka sudah punya basic yang dijalankannya, jadi kita lebih membina SDM baru untuk diberi arahan agar lebih baik lagi," ungkapnya.

    Abdul Rachman Berbagi Tips Langkah Membuat Film, Mudah dan Ringan Budged

    Pelaku Kegiatan Perfilman Balikpapan, Abdul Rachman Rizky saat diwawancarai wartawan acara dialog interaktif pemajuan kebudayaan di Atwork Coworking Space, Kamis (30/5/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - Pembuatan film dibutuhkan banyak proses untuk menciptakan sebuah karya audio-visual. Ini disampaikan oleh pelaku perfilman Kota Balikpapan, Abdul Rachman Rizky.

    Dia menyampaikan langkah awal membuat film adalah melakukan develop atau pengembangan, kemudian membuat premis atau ide pokok, pra produksi, produksi, biaya produksi dan setelah itu distribusi.

    "Nah di develop itu proses yang cukup lumayan lama, karena ada penulisan naskah, cerita apa yang kita buat, dan melakukan riset," ucap Racman, Jumat (31/5/2024).

    Sehingga, dikatakannya proses pengembangan yang berkaitan dengan gagasan tersebut dinilai cukup panjang untuk menuju ke tahap produksi. "Kalau untuk biaya produksi sih sebenarnya tergantung," ujarnya.

    Dijelaskannya, biaya produksi tergantung dengan durasi film yang ingin dibuat. Kalau konsentrasinya film pendek yang berdurasi 7-8 menit, lokasi syuting dekat dan tim kru sudah komplit, maka biaya produksi bisa disesuaikan dengan bujet yang disiapkan.

    "Nggak perlu budged gede, paling 1-2 hari syuting sudah kelar," bebernya.

    Bahkan dikatakannya, syarat membuat film pun termasuk mudah yaitu memiliki ide cerita, punya tim produksi dan tim Post Pro. 

    "Terkait izinnya, misalnya kita punya produksi film pendek kalau mau ditayangkan ke bioskop, paling kita berizin ke Lembaga Sensor Film (LSF). Tapi kalau mau ditayangkan ke televisi, kita izin ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)," terangnya.

    Begitu juga bisa ditayangkan di media sosial (Medos), namun untuk komunitasnya lebih menayangkan di festival film baik nasional maupun internasional.

    "Untuk di Balikpapan sendiri kita sudah ada mulai 2011 sampai saat ini tetap konsisten, bahkan kita sudah sering mengikuti kompetisi di tingkat nasional maupun internasional. Sekarang ini konsentrasi kita lebih ke ekosistem perfilman, salah satunya untuk menyambut IKN," jelasnya.

    Sementara untuk pemeran film, disarankannya agar mencari aktor yang lebih natural. Tapi ada juga yang casting director atau biasanya sutradara ataupun penulis biasanya riset di lapangan.

    "Kalau film pendek itu biasanya pelaku-pelakunya justru orang-orang yang sering ada di lokasi, misalnya kayak di Kampung Baru ada anak kecil yang sedang mendayung. Kita tidak mencari pengganti lain, yah anak itu yang kita latih. Jadi mereka sudah punya basic yang dijalankannya, jadi kita lebih membina SDM baru untuk diberi arahan agar lebih baik lagi," ungkapnya.