Reporter : Muhammad Luthfi | Editor : Buniyamin
TANA PASER - Satpol PP Kabupaten Paser amankan 21 anak punk yang kerap melakukan keributan di Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser pada Kamis (30/5/2024) sore.
Kepala Satpol PP Paser, Muhammad Guntur mengaku menerima laporan dari warga Desa Sungai Terik, yang melaporkan adanya keributan yang disebabkan anak-anak punk tersebut.
Sebanyak 12 personel Satpol PP dikerahkan dengan menggunakan truk pengendalian masa dibantu satu unit mobil patroli dan pengawalan ke Kecamatan Batu Sopang.
"Tiba di Pos Satuan PJR Unit IV Batu Sopang pukul 18.00 WITA. Anggota langsung melakukan pendataan dan hasilnya ada 21 remaja berpenampilan punk berusia 15 hingga 24 tahun diamankan," kata Guntur, Jumat (31/5/2024).
Hasil Interogasi dari 21 anak punk, terdapat dua pasangan berstatus suami istri atau pasutri yang belum menikah secara resmi dan masih berusia di bawah umur.
Ia mengatakan keributan bermula saat anak-anak punk tersebut tengah dalam perjalanan dari Kota Samarinda menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan menumpang truk.
Saat tiba di Kecamatan Batu Sopang, terjadi keributan dengan pengemudi truk yang kemudian memancing emosi masyarakat sekitar.
Petugas Pos Satuan PJR Unit IV Batu Sopang segera mengamankan anak-anak punk tersebut ke pos dan menghubungi Satpol PP Paser untuk penindakan lebih lanjut.
Setelah memastikan anak punk tersebut tidak membawa barang berbahaya, petugas membawa ke kantor Satpol PP Paser dan tiba sekitar pukul 20.00 WITA atau Kamis malam.
Anak-anak punk tersebut berasal dari Kota Samarinda, Kutai Kartanegara, Banjarmasih, Tanah Laut, Palangkaraya hingga Pontianak.
Beberapa di antaranya mengaku sudah lama tidak pulang ke rumah dan kesehariannya hanya berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain untuk mengamen.
Guntur mengaku selama ditangani Satpol PP Paser, anak punk tersebut diperlakukan secara humanis, tanpa mengurangi hak-haknya sebagai bagian dari masyarakat.
Anak punk ini kemudian diberikan pembinaan dengan mendatangkan pemuka agama dan memberikan nasihat. Petugas juga mencukur rambut, memandikan dan melepas anting agar terlihat lebih rapi.
"Meskipun mereka ini bukan masyarakat Paser, kami tetap menjamin keselamatan, makan dan hak-haknya. Kami mencukur rambut, memandikan dan melepas anting mereka, itu semata-mata agar terlihat rapi dan humanis," tegasnya.
"Saya berharap agar mereka nantinya dapat memperbaiki diri sehingga mendapatkan penghidupan yang lebih layak," harapnya.
Satpol PP Paser berkomitmen untuk terus menertibkan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), termasuk remaja berpenampilan punk yang tidak memiliki tempat tinggal selama di Paser.