Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Samarinda Berambisi Jadi Kota Peradaban, Edukasi Masyarakat Jadi Kunci Utama

Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani. (Foto: Ayu/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    DPRD Kota Samarinda

    Samarinda Berambisi Jadi Kota Peradaban, Edukasi Masyarakat Jadi Kunci Utama

    PusaranMedia.com

    Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani. (Foto: Ayu/Pusaranmedia.com)

    Banner ADV

    Samarinda Berambisi Jadi Kota Peradaban, Edukasi Masyarakat Jadi Kunci Utama

    Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani. (Foto: Ayu/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Ayu Norwahliyah | Editor: Bambang Irawan

    SAMARINDA - Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani mendukung gagasan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk menjadikan Samarinda sebagai kota pusat peradaban.

    Visi ini dinilainya sejalan dengan konsep kota peradaban yang maju dalam segala aspek kehidupan.

    "Samarinda sering digaungkan sebagai kota metropolitan atau kota peradaban, namun mengubah pemikiran dan budaya tidaklah mudah," kata Angkasa.

    Meskipun demikian, dirinya optimis masyarakat Kota Tepian dapat menghadapi perubahan modern secara perlahan. 

    Terlebih lagi, dengan adanya bantuan para pendatang dari kota besar yang sudah mengimplementasikan pola pemikiran modern, maka hal tersebut dapat membantu masyarakat lokal untuk beradaptasi.

    "Contoh di Jepang masyarakatnya sudah mengurangi penggunaan kendaraan pribadi karena sadar akan polusi. Mereka lebih memilih berjalan kaki. Itu adalah pemikiran yang harus dibangun di Samarinda," jelasnya.

    Kemudian, lanjut dia, kunci utama dalam mewujudkan kota peradaban adalah dengan mengedukasi masyarakat untuk membangun pemikiran dengan segala bentuk perubahan dan kemajuan.

    "Kita sudah memulai sejumlah langkah kecil, seperti penerapan pembayaran non tunai. Namun, masih banyak yang belum bisa menerima perubahan ini dan itu menjadi tugas pemerintah," ungkapnya.

    Selain itu, ia juga menekankan pentingnya keselarasan antara pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia.

    “Jangan sampai kita membangun banyak proyek tapi masyarakatnya menolak, itu hanya membuang biaya. Perubahan adab harus dibangun bersama," pungkasnya. (Adv)