Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Juni 2024 Inflasi Kota Balikpapan Turun Menjadi 0,07 Persen

Ilustrasi Inflasi. (Foto: Istimewa)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Juni 2024 Inflasi Kota Balikpapan Turun Menjadi 0,07 Persen

    PusaranMedia.com

    Ilustrasi Inflasi. (Foto: Istimewa)

    Juni 2024 Inflasi Kota Balikpapan Turun Menjadi 0,07 Persen

    Ilustrasi Inflasi. (Foto: Istimewa)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - Deputi Direktur BI Balikpapan, Robi Ariadi mengungkapkan perkembangan harga konsumen di Balikpapan mengalami penurunan. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan secara bulanan pada bulan Juni 2024 menurun dari 0,21 persen (mtm) menjadi 0,07 persen (mtm). 

    Adapun secara year to date di Juni 2024, inflasi di Kota Balikpapan sebesar 1,50 (ytd). Secara tahunan, inflasi Balikpapan juga masih terjaga di level yang aman yaitu 3,00 persen (yoy) dan berada pada rentang inflasi 2,5+1 persen.

    "Angka tahunan tersebut sedikit diatas inflasi gabungan 4 Kota di Provinsi Kalimantan Timur yang sebesar 2,99 persen (yoy)," ucap Ariadi dalam keterangan press release, Selasa (2/7/2024).

    Ia mengatakan capaian inflasi pada Juni yang terkendali di Kota Balikpapan didorong oleh normalisasi harga pangan dan biaya transportasi pasca-lebaran. 

    Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut, beberapa komoditas pangan yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sigaret Kretek Mesin (SKM), kangkung, angkutan udara, cabai rawit, cabai merah dan emas perhiasan. Kenaikan harga pada SKM disebabkan oleh adanya kenaikan tarif cukai rokok.

    "Inflasi pada komoditas pangan tersebut sejalan dengan meningkatnya permintaan yang meningkat dikarenakan adanya peningkatan konsumsi masyarakat untuk berbagai kegiatan di Kota Balikpapan ditengah pasokan yang terbatas," ujarnya.

    Selain komoditas pangan, dikatakannya kenaikan tarif angkutan udara juga berkontribusi dalam mendorong inflasi dari kelompok transportasi. Hal tersebut didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara pada periode liburan Hari Raya Iduladha terutama terjadi pada maskapai low-cost carrier. 

    Emas perhiasan juga mengalami kenaikan karena pengaruh kenaikan harga emas global. Di sisi lain, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengalami deflasi secara bulanan dibanding bulan sebelumnya. 

    "IHK Kabupaten Paser Penajam Utara (PPU) pada Juni 2024 tercatat sebesar -0,20 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan Mei 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,49 persen (mtm). Secara year to date di Juni 2024, inflasi di Kabupaten PPU sebesar 1,83 (ytd)," ungkapnya.

    Merujuk rilis BPS, penyumbang terbesar deflasi di Kabupaten PPU terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar -0,63 persen (mtm). 

    Berdasarkan komoditas, penyumbang deflasi tertingginya yaitu tomat, daging ayam ras, buncis, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, sawi hijau. Penurunan harga daging ayam ras terjadi karena permintaan yang berkurang semasa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha di Juni 2024. Tomat dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu mengalami penurunan sejalan dengan peningkatan jumlah pasokan. 

    Sementara itu, deflasi buncis dan sawi hijau disebabkan oleh peningkatan produksi serta pasokan yang melimpah karena masuknya musim panen. Adapun inflasi tahunan di Kabupaten PPU tercatat sebesar 2,36 persen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi gabungan empat Kota di Provinsi Kaltim yang sebesar 2,99 persen (yoy)"Ke depan, inflasi pada periode Juli perlu diwaspadai seiring dengan adanya intensitas curah hujan yang meningkat dan berpengaruh terhadap pergerakan pasokan beberapa komoditas hortikultura seperti cabai rawit, cabai merah, sayuran, serta komoditas perikanan," tuturnya.

    Secara keseluruhan pada 2024, Bank Indonesia meyakini inflasi IHK 2024 di Kota Balikpapan dan Kabupaten PPU tetap terjaga dalam rentang target kendali. 

    "Terkait inflasi Kelompok Makanan saat ini memang masih di atas level sasaran yang diharapkan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor musiman periode HBKN dan curah hujan yang meningkat. Namun demikian, tekanannya diprediksikan akan berangsur menurun seiring peningkatan produksi akibat masuknya musim panen di wilayah penghasil dan dukungan sinergi pengendalian inflasi TPID dan GNPIP di wilayah kerja Bank Indonesia Balikpapan," jelasnya.