Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Rebranding TIFAF, FKBN 2024 Dibuka dengan Tari Massal Gema Budaya Etam

Pembukaan KFBN 2024 dengan Tari Massal Gema Budaya Etam. (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Pemkab Kutai Kartanegara

    Rebranding TIFAF, FKBN 2024 Dibuka dengan Tari Massal Gema Budaya Etam

    PusaranMedia.com

    Pembukaan KFBN 2024 dengan Tari Massal Gema Budaya Etam. (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Rebranding TIFAF, FKBN 2024 Dibuka dengan Tari Massal Gema Budaya Etam

    Pembukaan KFBN 2024 dengan Tari Massal Gema Budaya Etam. (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan

    TENGGARONG - Puluhan penari berlenggak-lenggok di atas rumput hijau Stadion Rondong Demang Tenggarong. Mereka menampilkan tari massal Gema Budaya Etam dari Sabang sampai Merauke. 

    Tari massal ini sebagai tanda resmi dibukanya Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) 2024, Senin (8/7/2024). Tari Massal ini bercerita tentang perjalanan peradaban Kerajaan Kutai melalui budaya Keraton, disimbolkan dengan legenda asal-usul Putri Karang Melenu di Jahetan Layar yang tumbuh menjadi gadis remaja.

    Para penari juga mengenakan kostum dan masker berbelalai yang menyerupai Lembuswana, hewan mitologi di zaman kerajaan dulu.
    Berbagai macam tarian dan kostum diciptakan sedemikian rupa melalui tari massal tersebut, dengan maksud menggambarkan kebudayaan Kerajaan Kutai. 

    Budaya pedalaman disimbolkan dengan Burung Enggang, tarian ini dihadirkan untuk menghormati para leluhur Suku Dayak. Untuk masyarakat Kutai sendiri disimbolkan melalui gerakan jepen. 

    Kemudian, tari nusantara yang diwakilkan Sumatera, Sulawesi, Jawa, dan Bali memberikan pesan bahwa budaya dari luar Kukar diharap dapat bersinergi dengan budaya lokal, sebagai wujud persahabatan antar budaya. 

    Kutai tanah berkah, hingga menjadi bagian dari IKN digambarkan dengan pohon hayat yang mampu memberi kehidupan bagi manusia.

    Tari massal Gema Budaya Etam menciptakan kolaborasi indah, mencerminkan keberagaman Indonesia yang kaya warisan budaya.

    KFBN yang digelar untuk kedua kalinya ini merupakan rebranding Tenggarong International Folk Art Festival (TIFAF). Jika dulu TIFAF fokus pada seni dan budaya di taraf internasionl, kini Kabupaten Kukar ingin memprioritaskan seni budaya lokal dan nusantara nasional melalui KFBN. 

    KFBN tidak hanya menjadi wadah untuk menampilkan keindahan seni dan budaya. Tetapi juga sebagai sarana mempromosikan keberagaman dan memperkuat persatuan masyarakat Kukar.

    Dengan tema Kukar Berbudaya Nusantara Jaya, KFBN ingin menghadirkan beragam pertunjukan seni tradisional paguyuban dan kelompok seni dari kecamatan di Kukar, serta berbagai daerah di Indonesia. 

    “Melalui KFBN kita dapat menyaksikan betapa kaya dan berwarnanya budaya yang ada di Nusantara, serta menjalin hubungan yang harmonis antar suku,” ucap Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Sunggono. 

    Ia berucap, Kukar sendiri merupakan miniaturnya Indonesia, berbagai etnis dan agama dapat hidup berdampingan dengan aman dan tenteram di kabupaten ini. Sunggono pun mengajak seluruh masyarakat Kukar untuk bersama-sama menyukseskan KFBN. 

    “Hargai, pahami, dan rayakan keberagaman budaya sebagai salah satu kekayaan yang tak ternilai harganya bagi bangsa Indonesia,” ajaknya. 

    Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar Sugiarto menerangkan ada tujuh kabupaten/kota yang turut berpartisipasi dalam pagelaran ini. Mereka hadir ke Kukar untuk mengenalkan seni dan budaya daerahnya masing-masing. 

    “Kita coba membangkitkan budaya lokal yang ada di Kukar. Nanti juga ada 42 penampilan seni dan budaya selama satu pekan,” terangnya. 

    Ia mengajak seluruh masyarakat Kukar untuk hadir melihat berbagai penampilan seni dan budaya nusantara yang akan ditampilkan di tiga panggung berbeda, mulai pukul 06.00-22.15 WITA. Yakni Amphitheather Taman Kota Raja, Lapangan Parkir Pulau Kumala (Jembatan Repo-repo), dan Stadion Rondong Demang. (Adv)