Reporter: Siswandi | Editor: Bambang Irawan
SANGATTA - Kekurangan guru di sejumlah sekolah di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjadi perhatian utama bagi anggota DPRD Kutim, Leni Angriani.
Ia mendesak perlunya langkah-langkah cepat untuk mengatasi masalah ini, yang dianggap berdampak langsung pada kualitas pendidikan di daerah tersebut.
"Masalah kekurangan guru ini bukan hal baru, namun dampaknya semakin terasa terutama di bidang studi seperti Matematika dan bahasa Inggris. Kita tidak bisa membiarkan situasi ini berlarut-larut, karena pendidikan adalah fondasi utama pembangunan daerah,” ujar Leni Angriani.
Leni mengungkapkan beberapa sekolah di Kutim sudah dalam kondisi kritis, dengan rasio guru dan siswa yang tidak seimbang. Ini menyebabkan beban kerja yang berlebihan bagi guru yang ada, dan menghambat proses belajar mengajar yang efektif. "Jika kita tidak bertindak cepat, kita akan menghadapi generasi yang kurang kompetitif di masa depan," tegasnya.
Sebagai solusi sementara, Leni menyarankan peningkatan kapasitas guru yang ada melalui program pelatihan tambahan. "Kami sedang menjajaki kerjasama dengan berbagai pihak untuk memberikan pelatihan intensif bagi guru, terutama yang mengajar mata pelajaran yang kekurangan tenaga pengajar," jelasnya.
Selain itu, Leni juga mendorong pemerintah daerah untuk membuka perekrutan guru sementara guna mengisi kekosongan.
Namun, Leni menekankan solusi jangka panjang tetap diperlukan. "Kami tidak hanya butuh solusi cepat, tapi juga rencana strategis yang berkelanjutan. Ini memerlukan perencanaan yang matang dan kerjasama semua pihak, termasuk pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat," paparnya.
Leni Angriani berharap langkah-langkah ini dapat segera dilaksanakan agar kualitas pendidikan di Kutim tidak semakin merosot. "Anak-anak kita berhak mendapatkan pendidikan yang layak, dan kami akan berupaya keras untuk mewujudkannya," tutupnya. (Adv)