Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Jalan Mayjen Sutoyo di Samping Museum Mulawarman Berubah Nama, Jadi Jalan Kartanegara

Jalan Mayjen Sutoyo berubah nama jadi Jalan Kartanegara (Foto: Lodya/pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Jalan Mayjen Sutoyo di Samping Museum Mulawarman Berubah Nama, Jadi Jalan Kartanegara

    PusaranMedia.com

    Jalan Mayjen Sutoyo berubah nama jadi Jalan Kartanegara (Foto: Lodya/pusaranmedia.com)

    Jalan Mayjen Sutoyo di Samping Museum Mulawarman Berubah Nama, Jadi Jalan Kartanegara

    Jalan Mayjen Sutoyo berubah nama jadi Jalan Kartanegara (Foto: Lodya/pusaranmedia.com)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Buniyamin 

    TENGGARONG - Jalan Mayjen Sutoyo di Kecamatan Tenggarong kini sudah berubah nama menjadi Jalan Kartanegara. 

    Nama jalan ini resmi berubah usai diresmikan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah pada Minggu (25/8/2024).

    Perubahan nama jalan dibarengi dengan peresmian kawasan Simpang Empat Odah Etam. Jalan Kartanegara ada di samping Museum Mulawarman, titiknya dari Pendopo Odah Etam-Masjid Jami Hasanuddin hingga pertigaan Gedung Inspektorat.

    Kemudian kawasan Simpang Empat Odah Etam ini letaknya di sepanjang Jalan Kartanegara. Kawasan yang digadang-gadang menjadi ikon baru Kota Raja Tenggarong tersebut dihidupkan kembali.

    Dulunya kawasan ini sempat sepi dan gelap, bahkan sempat dikenal sebagai wadah waria menjajakan dirinya saat tengah malam. 

    Kini, kawasan itu sudah disulap menjadi wadah berkumpulnya pelaku UMKM, komunitas dan kawula muda untuk mengekspresikan diri.

    Kehadiran Simpang Empat Odah Etam juga menjadi salah satu wujud pemerintah daerah untuk menjadikan Tenggarong sebagai Kota Cagar Budaya.

    Jalan Kartanegara dan kawasan baru ini semakin menunjang tujuan pemerintah untuk menjadikan Tenggarong Kota Cagar Budaya.

    Di sekitar kawasan tersebut terdapat Masjid Jami Hasanuddin-Masjid tertua di Kukar, Monumen Pancasila, Kedaton Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura yang kaya nilai sejarah dan budaya. 

    “Salah satu pertimbangannya adalah nilai sejarah yang ada di kawasan ini. Kehadiran kawasan ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata dan menjadi pusat aktivitas masyarakat yang dinamis,” kata Bupati Edi. 

    Pelestarian nilai-nilai budaya terus dilakukan di Kukar. Tak hanya pemerintah, tetapi juga komunitas dan masyarakatnya terus berupaya mengembangkan dan mengintegrasikan nilai budaya lokal ke dalam setiap sendi kehidupan masyarakat. 

    "Ini bukan sekadar slogan saja, tetapi sebuah tekad untuk membangun masa depan yang maju dan tangguh,“ ucapnya.