Reporter: Diansyah | Editor: Buniyamin
NUNUKAN - Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo didampingi Pelaksana Fungsi Ekonomi baru saja menerima kunjungan silaturahmi dan perkenalan dari FGV Refineries Sdn.Bhd. yang dipimpin langsung oleh Senior Manager, Azreen Turaz Radzik Bin Aznan.
Aris mengatakan tujuan kunjungan tersebut untuk menjajaki peluang kerja sama ekonomi dengan pengusaha Indonesia, khususnya di Kalimantan Utara (Kaltara) dalam memasarkan produk-produk FGV.
"FGV ini merupakan BUMN Malaysia yang bergerak di bidang agrobisnis dan berbasis di Kuala Lumpur, serta menjadi salah satu produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia yang menyumbang sekitar 15 persen dari total produksi CPO tahunan Malaysia," ujar Aris kepada pusaranmedia.com, Senin (16/9/2024).
Dikatakan Aris, perkebunan FGV di Sabah sendiri memiliki lahan seluas lebih dari 120 ribu Hektare (Ha) di Kota Lahad Datu. Bisnis utama perusahaan ini mencakup 60 persen minyak masak dengan nama merek produk 'Saji' dan sisanya adalah produk-produk siap saji lainnya.
"Saat ini FGV tengah menjajaki peluang menjadikan Tawau sebagai 'Hub' untuk pemasaran produk bahan masakan seperti santan, susu pekat, saus, mie instan, garam dan lain-lain ke Kaltara dan Kaltim," ujarnya.
FGV sendiri, lanjut Aris, sejatinya telah bekerja sama dengan salah satu perusahaan di Batam dan memasarkan santan kelapa merk 'Saji' dengan label halal dari Indonesia untuk masuk ke pasaran Indonesia dan Malaysia.
FGV juga pernah melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan Palm Oil Products di Samarinda, Kaltim, tapi terhenti karena beberapa kendala.
"Mereka tengah terus mengupayakan dapat menghubungi beberapa counterpart di Kaltara dan Kaltim untuk mengembangkan produk-produk olahan kedua negara untuk masuk ke negara tetangga masing-masing. Selanjutnya, merek produk 'Saji' telah memproduksi sekitar 73 produk dengan 12 kategori produk yang beredar di pasaran Malaysia," jelasnya.
Aris menyambut baik dan mendorong munculnya peluang dan potensi peningkatan kerja sama ekonomi perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Untuk itu, dia mengharapkan dapat dilakukan kerja sama antara perusahaan tersebut dengan Asosiasi Pengusaha Perbatasan Indonesia (Apindo) dan KADIN Kaltara agar dilakukan perdagangan timbal balik bagi masuknya produk-produk kedua negara.