Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Lima Bulan Berlalu, Kasus Kematian Karyawan PT BBS Mahakam Ulu Belum juga Terungkap

Foto korban ditemukan sudah tidak bernyawa, foto diambil sebelum korban dilarikan ke klinik perusahaan. (Foto: Istimewa)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Lima Bulan Berlalu, Kasus Kematian Karyawan PT BBS Mahakam Ulu Belum juga Terungkap

    PusaranMedia.com

    Foto korban ditemukan sudah tidak bernyawa, foto diambil sebelum korban dilarikan ke klinik perusahaan. (Foto: Istimewa)

    Lima Bulan Berlalu, Kasus Kematian Karyawan PT BBS Mahakam Ulu Belum juga Terungkap

    Foto korban ditemukan sudah tidak bernyawa, foto diambil sebelum korban dilarikan ke klinik perusahaan. (Foto: Istimewa)

    Reporter: Herdiansyah | Editor: Buniyamin 

    SAMARINDA - Hingga lima bulan meninggalnya JA (38), salah seorang karyawan PT Borneo Bhakti Sejahtera (BBS) di Kampung Mamahak Besar, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, masih menjadi misteri.

    Hingga hari ini, Polres Mahakam Ulu sama sekali belum memberikan keterangan pasti mengenai penyebab kematian korban. Sehingga pihak keluarga sangat kecewa dengan penyidikan yang dilakukan selama berbulan-bulan namun belum membuahkan hasil

    Peristiwa tersebut, bermula ketika korban dan rekan kerjanya bersama lima warga melakukan pengukuran lahan pada tanggal 3 Mei 2024. Namun, di pertengahan jalan korban dikabarkan meninggal dunia karena jatuh terpeleset.

    Istri korban mengatakan, di hari itu suaminya sempat menanyakan kabar anaknya, dan mangaku sangat rindu dengan anaknya. 
    Pukul 8.25 Wita istrinya kembali mengabari korban namun tidak ada balasan, ia menduga karena kehilangan sinyal pada saat itu.

    Ketika waktu menunjukkan pukul 22.00 Wita, rekan kerja korban mendatangi rumah dan menyampaikan kabar duka tersebut, menyebut kalau JA telah tiada. Mendengar itu, istri korban bingung dengan berita yang diterimanya.

    "Saya sempat menanyakan, kok bisa? Mereka jawab informasinya jatuh terpeleset," jelas istri korban kepada Pusaranmedia.com saat dikonfirmasi.

    Korban saat itu langsung dilarikan ke Klinik perusahaan dan dari sana, pihak keluarga didorong untuk melakukan autopsi oleh polisi sekitar karena kematian JA dinilai janggal. 

    Tetapi istri tidak langsung mengiyakan saran tersebut karena harus menunggu keputusan keluarga besar korban.

    "Ini dari Polsek Long Bagun untuk lakukan autopsi. Jadi saya bilang tunggu keputusan dari keluarga dulu, dan keesokan harinya akhirnya kami sepakat untuk melakukan autopsi di AWS Samarinda, untuk mengetahui penyebab kematiannya," tuturnya.

    Lebih lanjut, kata dia, Penyidik bersama pihak PT BBS menjanjikan kepada keluarga untuk segera menyelesaikan tragedi ini. Hingga hari ini, selama lima bulan lamanya pihak keluarga belum mengetahui penyebab kematian JA.

    "Sudah lima bulan lamanya penyidik maupun pihak perusahaan belum memberikan jawaban. Mereka juga ingin mengembalikan barang almarhum, kalau dikembalikan berarti tidak ada tindak lanjut. Saya tidak berhenti menanyakan, bahkan saya minta kepada perusahaan agar diberikan fasilitas tapi gak ada respon," tutur istrinya.

    Istri korban menduga penyidik dan perusahaan lepas tangan mengenai tragedi yang menimpa JA, karena setiap dirinya menanyakan hal itu, penyidik tidak merespon atau dialihkan ke pihak lain

    Sebelumnya, korban sempat curhat ke istrinya, bilang kalau dirinya mengeluh dengan atasnya, tapi disemangati kembali olah sang istri.

    "Dia sempat mengeluh dengan atasannya sekarang, katanya susah mau lakukan koordinasi soal kerjaan. Kadang masyarakat mau ketemu tapi harus lewat istrinya, karena istrinya berpengaruh betul di sana," pungkasnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Mahakam Ulu, Iptu Hadi Winarno menejelaskan pihaknya telah berusaha keras untuk menyelesaikan kasus ini, bahkan telah memeriksa sebanyak 10 orang namun belum menemukan petunjuk.

    "Dari hasil autopsi di AWS Samarinda keluar dua kesimpulan, pertama diduga akibat hantaman benda keras dan kedua diduga mati lemas," sebutnya.

    Polres kemudian menindaklanjuti hal tersebut, melakukan BAP kepada ahli untuk memastikan kedua kemungkinan dari hasil autopsi yang ada.

    "Juga kami melakukan wawancara kepada saksi tapi belum sama sekali mengarah, sehingga kami bersurat ke Polda Kaltim untuk bantu tracking mengenai tiga orang yang diduga pelaku," sambungnya.

    Setelah disimpulkan, lanjut dia, ketiga orang yang awalnya diduga pelaku pembunuhan ternyata juga tidak terlibat. Karena berdasarkan interogasi, mereka hanya terlihat tenang dan santai, sehingga disimpulkan bukan pelaku yang dimaksud.

    Menurut Hadi, jika orang melakukan pembunuhan hidupnya gelisah, sifatnya berubah dan mencoba untuk melarikan diri.

    Terakhir, dia bersama timnya mangaku masih melakukan penyidikan soal kasus pembunuhan yang menimpa JA hingga hari ini.