Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Dua Guru SDN 001 Bontang Utara Ikuti Bimtek Pendidikan Inklusi, Kerja Sama dengan UGM

Kepala sekolah (Kepsek) SD Negeri 001 Bontang Utara Yani Astutik,M,Pd. (Foto: Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang

    Dua Guru SDN 001 Bontang Utara Ikuti Bimtek Pendidikan Inklusi, Kerja Sama dengan UGM

    PusaranMedia.com

    Kepala sekolah (Kepsek) SD Negeri 001 Bontang Utara Yani Astutik,M,Pd. (Foto: Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

    Banner ADV

    Dua Guru SDN 001 Bontang Utara Ikuti Bimtek Pendidikan Inklusi, Kerja Sama dengan UGM

    Kepala sekolah (Kepsek) SD Negeri 001 Bontang Utara Yani Astutik,M,Pd. (Foto: Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Lutfi Aziz | Editor: Buniyamin

    BONTANG - Dua guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 001 Bontang Utara mengikuti kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) tentang penelitian dan program pendidikan Inklusi. 

    Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Drs Bambang Cipto Mulyono, M.Si melalui Sekretaris Disdikbud Bontang, Saparudin, kegiatan ini bekerjasama dengan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan bertujuan untuk meningkatkan layanan pendidikan, khususnya bagi sekolah penyelenggara inklusi. 

    Kepala SDN 001 Bontang Utara Yani Astutik,M,Pd mengatakan, bimtek tersebut diselenggarakan secara daring dengan melibatkan para guru SD dan SMP. Untuk SDN 001 Bontang Utara memiliki kesempatan dua guru yang diberangkatkan. 

    "Apresiasi yang sebesar besarnya kepada Disdik yang telah mendampingi kami, sehingga setelah sekolah kami ditetapkan sebagai sekolah inklusi tidak dibiarkan, tapi juga tetap dibimbing," ujarnya, Jumat (20/9/2024). 

    Yani Astutik mengatakan SDN 001 Bontang memiliki murid yang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), seperti Slow Learner, autisme dan disleksia.

    "Berdasarkan tes psikolog yang kami lakukan, total ada sebanyak 11 anak berkebutuhan khusus yang terdapat di sekolah kami, " ucapnya. 

    Ia mengungkapkan baru menyadari setelah beberapa semester berjalan, bahwa ada beberapa anak yang memiliki kecenderungan berbeda. 

    Untuk itu, pihaknya melakukan pendekatan kepada peserta didik dan orang tua wali, setelah itu dilakukan tes psikologi. 

    "Jadi kami lakukan tes psikolog mulai 2021. Awal kecurigaan kami muncul ketika anak dikasih PR nilainya bagus, tapi ketika disuruh ngerjain tugas di kelas justru cenderung kesulitan. Ini tidak bisa dibiarkan, " pungkasnya. 

    Setelah beberapa tahun melakukan pendampingan terhadap ABK tersebut, pihaknya melihat ada peningkatan terhadap pengetahuan anak. 

    "Saya bersyukur atas kerja sama yang dijalin antara orang tua wali dan para guru, ini berdampak positif terhadap kemampuan anak, " ujarnya. (Adv)