Reporter: Lodya Astagina | Editor: Buniyamin
TENGGARONG - Tari Kolosal bertajuk Bhinneka Tunggal Suaka memeriahkan pembukaan Erau Adat Kutai 2024 di Stadion Rondong Demang, kecamata Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Sabtu (21/9/2024).
Total ada 800 penari terdiri dari anak TK, SD, SMP, SMA hingga umum terlibat dalam tari massal tersebut. Tampilan tari massal diwarnai dengan seni pertunjukan teater, musik dan seni rupa yang dipadu padankan.
Tari massal ini merupakan seremoni pembukaan Erau yang dilakukan usai prosesi upacara adat sakral Mendirikan Tiang Ayu oleh Sultan Kutai Kertanegara Ing Martadipura Aji Muhammad Arifin.
Mendirikan Tiang Ayu dilakukan di Keraton atau Museum Mulawarman. Prosesi adat ini menjadi penanda awal dibukanya Erau dan setelahnya dilanjut dengan kegiatan sesembahan, penyalaan brong dan tari kolosal.
Acara pembukaan Erau Adat Kutai berlangsung khidmat dan meriah, dihadiri para pejabat dan masyarakat Kukar. “Alhamdulillah sudah dibuka pesta Erau Adat Kutai, dibuka langsung oleh Yang Mulia Sultan Kutai Kertanegara Ing Martadipura,” ucap Bupati Kukar, Edi Damansyah.
Sama seperti tahun sebelumnya, Erau dirangkai dengan perayaan HUT Kota Tenggarong yang memasuki usia 242 tahun.
Edi pun mengapresiasi pelaksanaan Erau yang telah menadi agenda rutin tahunan di Kukar dan mengajak seluruh warga bersama-sama meramaikan dan bersukacita atas pelaksanaan pesta adat ini.
“Saya harap semuanya bisa menikmati Erau dengan riang dan gembira, tapi jangan lupa jaga keamanan dan ketertiban, kondusifitas daerah,” pesannya.
Sebagai informasi, Erau dalam bahasa Kutai disebut Eroh yang berarti ramai, hajat yang dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura dan diikuti oleh masyarakat.
Erau kini telah menjadi sebuah event spesial budaya terbesar di tanah air yang diselenggarakan oleh Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura dan Pemkab Kukar. Event yang memadukan ruang aktualisasi seni budaya dan dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata serta bergeraknya perekonomian rakyat.
Erau telah mendapatkan penghargaan Anugerah Pesona Indonesia 2016 dalam Kategori Festival Budaya Terpopuler di Tanah Air serta ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kalimantan Timur Tahun 2016.
Gelaran upacara Erau dipadukan dengan hari jadi Kota Tenggarong pada tanggal 28 September dan dimeriahkan dengan pertunjukkan seni budaya daerah. Dulunya, hingga tahun 2004, upacara Erau hanya digelar dua tahun sekali.
Meskipun Sultan Kutai Kertanegara Ing Martadipura tidak lagi mendiami keraton yang telah beralih fungsi menjadi Museum, Pemkab Kukar berkomitmen untuk terus menghidupkan kembali tradisi Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura.
Pada 2002 lalu dengan insiatif Bupati Kukar saat itu, Syaukani HR dilangsungkan prosesi Penabalan Putra Mahkota Kesultanan menjadi Sultan Salehuddin II sebagai Sultan XX Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura.
Sejak 2002 pula, upacara Adat Erau berlangsung di dalam keraton yang dihidupkan kembali dari Museum dan dilaksanakan secara lebih lengkap rangkaian adat ritualnya, dan ditujukan pula untuk memberikan kekuatan spiritual bagi Sultan selaku pemimpin Kesultanan dan pemimpin masyarakat.