Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Ngulur Naga dan Belimbur Jadi Puncak Erau Adat Kutai 2024

Prosesi Ngulur Naga, persiapan menaikkan Naga ke kapal untuk menuju Kutai Lama. (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Ngulur Naga dan Belimbur Jadi Puncak Erau Adat Kutai 2024

    PusaranMedia.com

    Prosesi Ngulur Naga, persiapan menaikkan Naga ke kapal untuk menuju Kutai Lama. (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Ngulur Naga dan Belimbur Jadi Puncak Erau Adat Kutai 2024

    Prosesi Ngulur Naga, persiapan menaikkan Naga ke kapal untuk menuju Kutai Lama. (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan

    TENGGARONG - Ngulur Naga menjadi puncak pelaksanaan pesta Erau Adat Kutai 2024, yang disambut dengan prosesi Belimbur oleh rakyat Kutai Kartanegara (Kukar). 

    Prosesi mengulur naga berlokasi di Keraton Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura atau yang sekarang dikenal Museum Mulawarman, Minggu (29/9/2024). 

    Ritual turun temurun ini dilakukan dengan mengarak Sepasang Naga Laki dan Naga Bini menggunakan kapal menuju Desa Kutai Lama di Kecamatan Anggana. 

    Sebelum menuju Kutai Lama, kapal yang membawa sepasang naga terlebih dahulu singgah di Tepian Aji, Samarinda Seberang untuk melakukan ritual lainnya.

    “Di Kutai Lama Naga Laki dan Naga Bini dilarungkan ke air Sungai Mahakam di Kutai Lama,” ujar Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Raden Heriansyah. 

    Ngulur Naga berawal dari cerita kerajaan Hindu hingga bertransformasi menjadi kerajaan Islam. Kisah lahir para Raja erat dikaitkan dengan ritual Ngulur Naga dalam Erau Adat Pelas Benua 2022 di Kutai Kartanegara.

    Konon, permaisuri dan Raja pertama Kutai terlahir dari kejadian misterius. Kelahiran Putri Karang Melenu dan Raja Aji Batara Agung. Kelahiran para raja ini identik dengan cerita naga penghuni Sungai Mahakam. Kejadian tersebut menjadi legenda masyarakat Kutai yang masih terjaga hingga kini.

    Prosesi ini adalah suatu tradisi mengenang sejarah di hulu dusun yang sekarang menjadi Kutai Lama. Ngulur Naga bermakna secara rombongan mengarak replika naga. Sepasang naga ini diarak masyarakat Kutai dan ratusan warga yang memeriahkannya.

    Kedua naga terbuat dari kayu dan rotan, yang memanjang bak ular sepanjang 17 meter. Terdapat leher dan kepala yang tegak berdiri 1.5 meter. Kepala naga diukir sedemikian rupa wajahnya lengkap dengan mahkotanya. Sedangkan tubuhnya dari rotan yang dihias dengan 12 kain warna-warni sebagai sisik sang naga.

    Ngulur Naga menjadi prosesi sakral oleh masyarakat Kutai dalam pesta rakyat Erau. Acara ini digelar untuk merayakan upacara Tijak Tanah dan Mandi ke Tepian.

    Adapun, rute penghantaran naga melibatkan sungai legendaris, yakni Sungai Mahakam. Naga kemudian diangkut ke atas kapal. Selama perjalanan, kapal akan berhenti beberapa kali untuk berkomunikasi dengan para mahluk sakral.

    Sesampainya di Jahitan Layar, Kutai Lama, kapal akan berputar sebanyak tujuh kali hingga akhirnya merapat ke dermaga. Di Kutai Lama ini kepala dan ekor naga akan dipisahkan. 

    Tubuhnya ditinggalkan di Kutai Lama, sedangkan kepala dan ekornya dibawa kembali ke Keraton. Tubuh akan dihanyutkan ke Sungai Mahakam sebagai pemakmuran.

    Usai proes Ngulur Naga, akan melakukan proses Belimbur, upacara adat yang dilakukan untuk menyucikan diri Sultan Kutai Krtanegara ing Martadipura dari pengaruh jahat. Ritual ini dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh rakyat Kukar untuk mendapatkan penyucian dan perlindungan diri.

    Secara beramai-ramai rakyat Kukar akan saling membasahi diri dan menyiram yang lain, tak terkecuali pengendara yang melintas. Proses ini sudah dilakukan secara turun-temurun hingga anak cucu. 

    “Ke depan Erau akan menjadi budaya yang dikenal seluruh generasi baru, Gen Z dan Gen Alpha. Ditambah dengan kedatangan IKN di Kaltim akan membuat Erau semakin diketahui banyak orang,” ucapnya.