Oleh: Achmad Fadillah
SEBANYAK 33 insan pers berkesempatan mengikuti visit ke kilang Balikpapan. Pekerja pers tersebut terdiri dari tiga daerah, yakni Balikpapan, Samarinda dan Penajam Paser Utara (PPU). Reporter Pusaranmedia.com turut serta mengikuti kegiatan yang digelar pada Jumat 4 Oktober 2024.
Sekitar 2017 silam, suasana Kilang Pertamina bukan seperti sekarang. Dulu belum ada perluasan area kilang, warga Balikpapan masih mengenal kantor besar sebagai aset terbesar milik Pertamina.
Beda dengan sekarang, sudah banyak gedung-gedung berdiri. Begitu juga tempat berkumpulnya insan pers di Gedung Site Office PT KPB, yang terlihat besar dan megah. Ini terbukti setelah adanya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP).
Ini yang pertama kali melakukan visit ke kilang Balikpapan, sehingga masih bingung gedung mana yang mau didatangi. Setelah sampai parkiran langsung menghubungi pihak Pertamina.
“Gedung Site Office PT KPB sebelah tempat parkiran bang, naik ke lantai tiga, acara dengan rekan-rekan media kita mulai di sini,” ucap Jr Officer II Media, Ext Relation & Communication PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), Ibnu Khoirul Fajar.
Puluhan insan pers sudah mengganti pakaiannya dengan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD), yaitu Coverall, Safety Shoes, Safety Helmet, Safety Gloves dan Safety Glass.
Setelah semuanya siap, insan pers dibekali tata cara saat berada di lapangan dan tambahan paparan materi yang disampaikan oleh VP Legal & Relation PT KPB Asep Sulaeman, Pjs Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Balikpapan Kahfi Haqi Arasyi dan lainnya.
Kilang Balikpapan memastikan menjadi kilang terbesar di Indonesia, kapasitas kilang yang sebelumnya hanya 260 ribu kini menjadi 360 ribu barel per hari.
Selain itu, paskapoyek RDMP yang memiliki nilai investasi mencapai USD 7,4 miliar ini, kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) akan menjadi standar Euro V, kompleksitas kilang atau Nelson Complexity Index (NCI) yang sebelumnya 3,7 menjadi 8,0.
Tak cuma itu, produksi fuel dan non fuel akan meningkat drastis. Untuk produk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sebelumnya memproduksi 197 ribu barel per hari menjadi 339 ribu barel per hari, yang terdiri dari gasoline 142, diesel 156 dan avtur 41 ribu barel per hari.
Untuk produk LPG yang sebelumnya hanya menghasilkan 48 ribu ton per tahun, menjadi 384 ribu ton pertahunnya. Angka ini menunjukan kenaikan yang signifikan, naik sebesar 336 ribu ton pertahun.
Sementara untuk produk Petrokimia dan Sulphur, kilang Balikpapan mencatat ada 283 ribu ton per tahun yang terbagi dari 225 Propylene dan 58 untuk Sulphur. Produk tersebut digunakan sebagai feedstock untuk pengolahan lanjutan di New PP Balongan.
“Ini bukti bahwa RDMP Balikpapan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam meningkatkan produksi BBM Nasional, serta terintegrasi dengan proyek Pertamina lainnya. Sebagai warga Balikpapan, tentu kita harus bangga, bahkan kilang kita saat ini terbesar daripada Cilacap,” kata Asep Sulaeman.
Bahkan, dikatakannya, bukan hanya itu saja. Sejak adanya pembangunan RDMP, proyek ini juga memberikan dampak positif. Baik dalam perekrutan tenaga kerja lokal, meningkatkan pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Angkutan Kota (Angkot) hingga lainnya.
“Total tenaga kerja pada Minggu keempat September 2024 berjumlah 13.822 yang terdiri dari pekerja KPB, kontraktor dan subkontraktor. Untuk target penyerapan tambahan pekerja operasi kurang lebih 600 pekerja,” ujarnya.
Lanjut Asep, selain itu total jam kerja aman pada Minggu keempat September 2024 terhitung 91,7 juta jam. Sementara untuk target penyerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 30-35 persen, target tersebut terlampaui dengan capaian 35,14 persen pada Agustus 2024.
“Begitu juga dengan Engineering, Procurement and Construction (EPC) untuk Inside Battery Limit (ISBL) dan Outside Battery Limit (OSBL) pada Minggu keempat September 2024 progres EPC ISBL-OSBL RDMP Balikpapan Project mencapai 91,21 persen,” ungkapnya.
Setelah memberikan pemaparan materi, insan pers melakukan Daily Cek Up (DCU) sebelum visit ke lapangan. Pemeriksaan kesehatan ini wajib dilakukan para pekerja maupun mitra kerja, kalau hasilnya normal atau bagus bisa masuk ke dalam area kilang.
Insan pers pun siap melakukan visit, cuaca terik menjadi tantangan spesial dengan menggunakan APD lengkap untuk memastikan keselamatan diri saat bekerja jurnalistik.
Dengan menaiki empat buah minibus, insan pers berkeliling sepanjang area kilang. Di dalam bus, insan pers bertukar komunikasi dengan suara material yang sahut-menyahut sebagai latar belakang.
Asep Sulaeman membuktikan ucapannya bahwa pekerja di dalam kilang bekerja dengan safety untuk keselamatan dirinya. Tak cuma itu, bekas-bekas peninggalan awal mulanya kilang juga masih ada di dalamnya.
Setibanya di tengah proyek kilang, insan pers melihat sekelilingnya. Seperti suara material yang sahut-menyahut di tengah mereka. Suara tersebut menjadi manifestasi dari api abadi; semangat juang yang tidak pernah padam, meski pekerja sedang bekerja di cuaca terik matahari.
Usai mengambil momen di tengah proyek kilang, insan pers kembali menaiki minibus untuk berkeliling sekaligus pulang ke Gedung Site Office PT KPB. Dalam perjalanan, pelaku UMKM turut meramaikan sekitar kilang. Bahkan nampak ada momen menarik tatkala pekerja membawa keluarganya ke area sisi kilang.
Asep Sulaeman menyampaikan pemandangan itu sebagai bentuk rasa cinta terhadap pekerja dengan keluarga kecilnya. Sehingga keluarganya memastikan bahwa suaminya bekerja dengan selamat.
Jika suaminya lupa, maka keluarganya yang mengingatkan. Sungguh momen tersebut menambah pemandangan pertama saat visit di kilang Balikpapan ini.