Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Masa Pendukung Ricuh Usai Debat Publik Pilwali Balikpapan, Kombes Anton Akui Kejadian Biasa

Suasana pengamanan di halaman Hotel Novotel Balikpapan, Rabu (23/10/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Masa Pendukung Ricuh Usai Debat Publik Pilwali Balikpapan, Kombes Anton Akui Kejadian Biasa

    PusaranMedia.com

    Suasana pengamanan di halaman Hotel Novotel Balikpapan, Rabu (23/10/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Masa Pendukung Ricuh Usai Debat Publik Pilwali Balikpapan, Kombes Anton Akui Kejadian Biasa

    Suasana pengamanan di halaman Hotel Novotel Balikpapan, Rabu (23/10/2024). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bunyamin

    BALIKPAPAN - Debat publik tiga pasang calon Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) Balikpapan berlangsung ricuh antara pendukung.

    Kericuhan ini terjadi ketika debat publik yang diselenggarakan di Hotel Novotel Balikpapan telah selesai, sekitar pukul 23.00 WITA, Rabu (23/10/2024) malam.

    Pendukung nomor urut satu Rahmad Mas'ud-Bagus Susetyo nampak tidak terima atas tekanan yang diberikan pasang calon lain terhadap jagoannya.

    Dalam debat publik, Rahmad Mas'ud-Bagus Susetyo sebagai petahana sering mendapat tekanan dan roasting. Seperti Rendi Susiswo Ismail-Eddy Sunardi Darmawan yang mengatakan penolakan pada dinasti saat sesi tanya-jawab bersama Muhammad Sa'bani-Syukri Wahid.

    Begitu juga di momen, Rahmad Mas'ud menyampaikan jawaban atas pertanyaan Muhammad Sa'bani terkait keterbukaan informasi publik soal kebutuhan minyak di Kota Minyak ini.

    "Ya terima kasih dari awal saya sampaikan pak, bapak juga mungkin mantap di birokrasi, saya pikir nggak perlu dilajari lagi mengenai keterbukaan informasi," ucap Rahmad.

    Kemudian masalah minyak di Kota Minyak, ia mengatakan kebijakannya bukan di wali kota, tapi di pemerintah pusat.

    "Pemerintah itu mengantisipasi kalau ada krisis, itulah komunikasi pemerintah dengan penyedia, yakni Pertamina. Dalam hal ini 'kan kita mengantisipasi antrean kemarin, kita pindahkan jangan sampai ada antrean di kota," ujarnya.

    Setelah panjang lebar Rahmad Mas'ud menjawab pertanyaan tersebut, Bagus Susetyo malah mengakui ada kesalahan dalam penyalurannya, sehingga momen ini membuat Muhammad Sa'bani-Syukri Wahid sedikit tertawa atas pengakuannya tersebut.

    "Satu hal apa yang tadi disampaikan (Rahmad Mas'ud), bahwa tidak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah. Semua akan kita evaluasi, semua akan kita kaji dna ke depan kita akan tuntaskan, ada distribusi channel yang salah, ada supplai yang salah, tetapi ini saya tidak akan mencari kambing hitam. Tapi yang jelas ini tanggung jawab pemerintah untuk kita perbaiki di masa yang akan datang," tutur Bagus.

    Selain itu, Bagus Susetyo juga terjebak dengan pernyataannya sendiri saat adu gagasan dengan Muhammad Sa'bani terkait soal kemiskinan.

    "Mohon maaf kalau saya agak menyinggung, tidak ada niat untuk menyinggung. Bapak ini 'kan mantan Sekdaprov Kaltim, masa nggak tahu tingkat kemiskinan Balikpapan turun pak, saya nggak tahu kalau bapak nggak punya data. Angka pengangguran kita juga turun pak terbaik di Kaltim, jadi kalau bapak bilang kemiskinan bertambah. Saya nggak tahu ya orang yang memiliki kapasitas tingkat provinsi nggak tahu data kabupaten/kota apalagi Kota Balikpapan, saya nggak bisa ngomong apa-apa lagi," kata Rahmad.

    "Bukan saya tidak tahu data, tapi statement itu dari Pak Bagus. Bukan dari saya, Pak Bagus menyampaikan kemiskinan Balikpapan kita akui katanya meningkat. Makanya saya berikanlah penjelasan, bukan saya tidak tahu data, partner anda yang mengatakan itu. Jadi jangan dibalik," seloroh Sa'bani.

    Suasana tegang dan panas ini pun akhirnya berujung ketika Pasangan Calon Paslon (Paslon) Pilwali beserta pendukungnya ingin pulang. Pendukung nomor satu dan dua terlibat ricuh di luar halaman hotel.

    Kapolres Balikpapan, Kombes Anton Firmanto membantah kalau ada kericuhan yang sifatnya besar hanya dorong-dorongan. "Itu biasa lah seperti itu, tidak ada kejadian yang menonjol," terangnya.

    Kombes Anton Firmanto akan mengevaluasi untuk debat publik terbuka kedua, termasuk penebalan personel. "Kita sesuai saja, kita sesuaikan tempat dan masa yang akan datang," jelasnya.