Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Sigab Kaltim Fokus Kembangkan Kewirausahaan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

Kegiatan yang dilaksanakan oleh SIGAB Kaltim di Kota Balikpapan. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Sigab Kaltim Fokus Kembangkan Kewirausahaan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

    PusaranMedia.com

    Kegiatan yang dilaksanakan oleh SIGAB Kaltim di Kota Balikpapan. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Sigab Kaltim Fokus Kembangkan Kewirausahaan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

    Kegiatan yang dilaksanakan oleh SIGAB Kaltim di Kota Balikpapan. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bunyamin

    BALIKPAPAN - Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Kaltim berkomitmen menciptakan peluang kewirausahaan bagi penyandang disabilitas di Kota Balikpapan melalui program pelatihan keterampilan dan pendampingan usaha. 

    Project Manager Sigab Kaltim, Okky Noviansyah mengaku tujuan utama program ini untuk mendorong kesetaraan dan memastikan tidak ada orang yang tertinggal dalam pembangunan, khususnya bagi penyandang disabilitas dan kelompok marjinal lainnya.

    "Dengan pelatihan ini, kami berharap penyandang disabilitas dapat mandiri dan memiliki kesempatan yang setara untuk berwirausaha," kata Okky, Kamis (5/12/2024).

    Sigab Kaltim sendiri telah mencatat 334 penyandang disabilitas di enam kelurahan se-Kota Balikpapan. Tapi data Dinas Sosial mencatatkan jumlah yang lebih tinggi, yakni 1.203 orang, dengan data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) menunjukkan angka mencapai 2.300 orang.

    Sigab Kaltim telah menyediakan pelatihan soft skills dan hard skills. Meski demikian, tantangan terbesar yang dihadapi adalah masalah permodalan untuk menjalankan usaha yang telah dilatih. 

    “Kami bekerjasama dengan beberapa forum CSR, seperti PLN yang memberikan bantuan alat produksi untuk usaha keripik, tapi terpenting adalah pendampingan intensif agar usaha ini bisa berkelanjutan,” katanya.

    Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh penyandang disabilitas adalah biaya operasional yang lebih tinggi, terutama dalam hal distribusi produk. Kemudian, meski kualitas produk sudah memadai, tapi biaya transportasi menjadi masalah. 

    “Untuk teman-teman disabilitas, mereka yang menggunakan kursi roda harus menggunakan mobil untuk distribusi, sementara yang non-disabilitas bisa menggunakan motor. Ini yang menambah biaya produksi,” jelasnya.

    Namun meski menghadapi berbagai tantangan, Okky tetap optimis Sigab Kaltim akan terus berusaha menciptakan ekosistem kewirausahaan yang inklusif dan berkelanjutan. 

    “Kami akan terus melangkah meski tantangan belum sepenuhnya teratasi. Beberapa langkah sudah dijalankan, dan kami yakin program ini akan terus berlanjut, siapa pun yang menjadi aktornya,” pungkasnya.