Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan
BALIKPAPAN - Krisis moneter semakin menjadi sorotan menjelang akhir tahun ini. Apakah Indonesia akan menghadapi krisis moneter atau hanya melemahnya daya beli masyarakat?
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melaporkan deflasi selama lima bulan berturut-turut, yang semakin memicu pembicaraan publik, termasuk di Kota Balikpapan.
Analis Fungsi Data dan Statistik Ekonomi & Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Aris Rusdianto, menepis anggapan bahwa krisis moneter akan terjadi menjelang akhir 2024.
"Saat ini, yang kita hadapi mungkin lebih ke arah lesu ekonomi, bukan krisis moneter," kata Aris saat menjadi narasumber dalam acara capacity building bersama wartawan Balikpapan di Yogyakarta, Jumat (6/12/2024).
Ia menjelaskan kondisi perekonomian saat ini memang lebih sulit dibandingkan dengan 2023, di mana ia pernah menulis artikel berjudul "Narasi 'Awan Gelap', Riwayatmu Kini" di sebuah media mainstream.
"Meskipun eskalasi global lebih terkendali dibandingkan tahun lalu, angka-angka yang menunjukkan kemungkinan krisis moneter tidak separah badai yang terjadi pada 2023. Jadi, kita masih jauh dari itu. Insya Allah, tidak akan terjadi," ungkapnya.