Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Pembangunan Rel Kereta Api Butuhkan Dana Rp8 Triliun, Pemkot Samarinda Jalin Komunikasi dengan Pemprov Kaltim

Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Foto: Ayu/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Infrastruktur

    Pembangunan Rel Kereta Api Butuhkan Dana Rp8 Triliun, Pemkot Samarinda Jalin Komunikasi dengan Pemprov Kaltim

    PusaranMedia.com

    Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Foto: Ayu/Pusaranmedia.com)

    Pembangunan Rel Kereta Api Butuhkan Dana Rp8 Triliun, Pemkot Samarinda Jalin Komunikasi dengan Pemprov Kaltim

    Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Foto: Ayu/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Ayu Norwahliyah | Editor: Bambang Irawan

    SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda semakin serius mempersiapkan transportasi massal untuk mendukung peran sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). 

    Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengungkapkan bahwa studi kelayakan (feasibility study/FS) kereta api telah rampung dipresentasikan, menyusul target operasional Bus Rapid Transit (BRT) pada 2025. 

    Meski demikian, rencana pembangunan jalur kereta api dengan investasi mencapai Rp 8 triliun masih terkendala kelayakan finansial.

    “Angkanya memang sangat besar, dan Pemkot Samarinda tidak bisa sendiri. Jadi kita berdiskusi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim), terlebih kalau mau bersama membangun jalur kereta api tentu akan memiliki harapan untuk bisa diwujudkan,” jelas Andi Harun.

    Proyek kereta api ini dirancang untuk melayani rute dari Bandara APT Pranoto ke Bigmall, serta jalur lingkar luar menuju IKN, termasuk daerah Kecamatan Loa Bakung dan Kecamatan Sanga-Sanga. 

    Sebelumnya, Andi Harun juga menyebut bahwa infrastruktur ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi kemacetan tetapi juga mendukung mobilitas penduduk dan pertumbuhan ekonomi Samarinda.

    Namun, jumlah penumpang di Bandara APT Pranoto yang masih tergolong rendah, yaitu hanya sekitar 525 hingga 550 penumpang per hari, menjadi salah satu kendala. 

    Dengan kondisi tersebut, meskipun konsep transportasi kereta api dinilai ideal, biaya investasi yang diperlukan tetap dianggap terlalu tinggi.

    "Namun ke depan jika aktivitas ekonomi, destinasi wisata, dan penerbangan di APT Pranoto meningkat, proyek ini akan lebih layak secara ekonomi meski membutuhkan investasi besar di awal. Kemungkinan stasiunnya ada di Loa Buah, yang jelas dari dan ke APT Pranoto,” sebutnya.

    Meski masih dalam tahap perencanaan, dipastikan dokumen FS yang telah disusun mencakup semua aspek kelayakan, mulai dari finansial, teknis, ekonomi, sosial, hingga lingkungan. "Ini adalah langkah kita untuk menyediakan payung sebelum hujan," pungkasnya.