Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan
Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan
TENGGARONG - Ada 15 sekolah di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terpilih sebagai Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG).
Angka ini merupakan yang terbanyak di Indonesia. Hal tersebut ditegaskan langsung Perwakilan Google Indonesia, Olivia Husli Basrin saat bertandang ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
KSRG ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis teknologi melalui program inovatif dari Google for Education.
KSRG adalah inisiatif khusus yang bertujuan membantu sekolah-sekolah menghadirkan pembelajaran inovatif dengan memanfaatkan alat digital, seperti Google Classroom, Google Drive, Google Docs, dan aplikasi pendukung lainnya.
Program ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, serta mempersiapkan sekolah mengadopsi metode pembelajaran interaktif yang relevan dengan era digital.
“Ini adalah undangan khusus bagi sekolah yang berhasil mengimplimentasikan teknologi Google di dalam pembelajarannya,” ungkap Olivia.
Selain 15 sekolah tersebut, Olivia menyebut masih ada 70 sekolah lagi yang masuk daftar tunggu sebagai KSRG. Harapannya, angka ini bisa terus bertambah, hingga seluruh sekolah di Kukar bisa menjadi Sekolah Rujukan Google.
Jika sudah menjadi Sekolah Google dengan basis digital, maka tingkatan pendidikan Kukar bukan lagi di skala nasional, melainkan setara dengan taraf internasional. Olivia menyadari hal ini tidak mudah dilakukan, tetapi Kukar telah berusaha keras memajukan pendidikannya.
Metode pendidikan digital juga dinilai mampu mengubah antusias para pelajar dalam belajar. Semangat belajar yang awalnya mulai turun dengan metode lama, perlahan mulai tumbuh lagi.
“Kami (Google) juga bekerja sama dengan daerah lain, targetnya ada peningkatan dalam performa literasi dan numerasi,” jelasnya.
“Dengan transformasi digital bidang pendidikan, kita bisa mencapai Indonesia Emas 2045, semoga Kukar juga jadi Kukar Emas 2045,” timpalnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Kukar Thauhid Afrilian Noor memaparkan tujuan Kukar menjadi bagian dari Sekolah Google adalah untuk mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) demi pembangunan daerah di masa mendatang.
Ia menegaskan, pendidikan di Kukar tidak ketinggalan dengan kabupaten/kota di provinsi lain. Dia memastikan Kukar juga percaya diri untuk bersaing dan unjuk kemampuan sebagai mitra IKN yang sebenarnya, dibuktikan oleh SDM unggul.
Menurutnya, capaian ini tidak lepas dari kerja keras para guru. Kini hampir seluruh SMP di Kukar sudah mengantongi Chromebook, begitu juga dengan SD. Meskipun tak sebanyak SMP, tapi ada 26 SD yang dibekali Chromebook, dan digunakan oleh murid kelas III, IV, dan V.
“Kita akan terus kita tambah sampai semua SD juga menggunakan metode pembelajaran dengan Chromebook,” tegasnya.
Kalimantan Timur
Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan
TENGGARONG - Ada 15 sekolah di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terpilih sebagai Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG).
Angka ini merupakan yang terbanyak di Indonesia. Hal tersebut ditegaskan langsung Perwakilan Google Indonesia, Olivia Husli Basrin saat bertandang ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
KSRG ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis teknologi melalui program inovatif dari Google for Education.
KSRG adalah inisiatif khusus yang bertujuan membantu sekolah-sekolah menghadirkan pembelajaran inovatif dengan memanfaatkan alat digital, seperti Google Classroom, Google Drive, Google Docs, dan aplikasi pendukung lainnya.
Program ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, serta mempersiapkan sekolah mengadopsi metode pembelajaran interaktif yang relevan dengan era digital.
“Ini adalah undangan khusus bagi sekolah yang berhasil mengimplimentasikan teknologi Google di dalam pembelajarannya,” ungkap Olivia.
Selain 15 sekolah tersebut, Olivia menyebut masih ada 70 sekolah lagi yang masuk daftar tunggu sebagai KSRG. Harapannya, angka ini bisa terus bertambah, hingga seluruh sekolah di Kukar bisa menjadi Sekolah Rujukan Google.
Jika sudah menjadi Sekolah Google dengan basis digital, maka tingkatan pendidikan Kukar bukan lagi di skala nasional, melainkan setara dengan taraf internasional. Olivia menyadari hal ini tidak mudah dilakukan, tetapi Kukar telah berusaha keras memajukan pendidikannya.
Metode pendidikan digital juga dinilai mampu mengubah antusias para pelajar dalam belajar. Semangat belajar yang awalnya mulai turun dengan metode lama, perlahan mulai tumbuh lagi.
“Kami (Google) juga bekerja sama dengan daerah lain, targetnya ada peningkatan dalam performa literasi dan numerasi,” jelasnya.
“Dengan transformasi digital bidang pendidikan, kita bisa mencapai Indonesia Emas 2045, semoga Kukar juga jadi Kukar Emas 2045,” timpalnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Kukar Thauhid Afrilian Noor memaparkan tujuan Kukar menjadi bagian dari Sekolah Google adalah untuk mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) demi pembangunan daerah di masa mendatang.
Ia menegaskan, pendidikan di Kukar tidak ketinggalan dengan kabupaten/kota di provinsi lain. Dia memastikan Kukar juga percaya diri untuk bersaing dan unjuk kemampuan sebagai mitra IKN yang sebenarnya, dibuktikan oleh SDM unggul.
Menurutnya, capaian ini tidak lepas dari kerja keras para guru. Kini hampir seluruh SMP di Kukar sudah mengantongi Chromebook, begitu juga dengan SD. Meskipun tak sebanyak SMP, tapi ada 26 SD yang dibekali Chromebook, dan digunakan oleh murid kelas III, IV, dan V.
“Kita akan terus kita tambah sampai semua SD juga menggunakan metode pembelajaran dengan Chromebook,” tegasnya.
Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan
TENGGARONG - Ada 15 sekolah di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terpilih sebagai Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG).
Angka ini merupakan yang terbanyak di Indonesia. Hal tersebut ditegaskan langsung Perwakilan Google Indonesia, Olivia Husli Basrin saat bertandang ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
KSRG ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis teknologi melalui program inovatif dari Google for Education.
KSRG adalah inisiatif khusus yang bertujuan membantu sekolah-sekolah menghadirkan pembelajaran inovatif dengan memanfaatkan alat digital, seperti Google Classroom, Google Drive, Google Docs, dan aplikasi pendukung lainnya.
Program ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, serta mempersiapkan sekolah mengadopsi metode pembelajaran interaktif yang relevan dengan era digital.
“Ini adalah undangan khusus bagi sekolah yang berhasil mengimplimentasikan teknologi Google di dalam pembelajarannya,” ungkap Olivia.
Selain 15 sekolah tersebut, Olivia menyebut masih ada 70 sekolah lagi yang masuk daftar tunggu sebagai KSRG. Harapannya, angka ini bisa terus bertambah, hingga seluruh sekolah di Kukar bisa menjadi Sekolah Rujukan Google.
Jika sudah menjadi Sekolah Google dengan basis digital, maka tingkatan pendidikan Kukar bukan lagi di skala nasional, melainkan setara dengan taraf internasional. Olivia menyadari hal ini tidak mudah dilakukan, tetapi Kukar telah berusaha keras memajukan pendidikannya.
Metode pendidikan digital juga dinilai mampu mengubah antusias para pelajar dalam belajar. Semangat belajar yang awalnya mulai turun dengan metode lama, perlahan mulai tumbuh lagi.
“Kami (Google) juga bekerja sama dengan daerah lain, targetnya ada peningkatan dalam performa literasi dan numerasi,” jelasnya.
“Dengan transformasi digital bidang pendidikan, kita bisa mencapai Indonesia Emas 2045, semoga Kukar juga jadi Kukar Emas 2045,” timpalnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Kukar Thauhid Afrilian Noor memaparkan tujuan Kukar menjadi bagian dari Sekolah Google adalah untuk mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) demi pembangunan daerah di masa mendatang.
Ia menegaskan, pendidikan di Kukar tidak ketinggalan dengan kabupaten/kota di provinsi lain. Dia memastikan Kukar juga percaya diri untuk bersaing dan unjuk kemampuan sebagai mitra IKN yang sebenarnya, dibuktikan oleh SDM unggul.
Menurutnya, capaian ini tidak lepas dari kerja keras para guru. Kini hampir seluruh SMP di Kukar sudah mengantongi Chromebook, begitu juga dengan SD. Meskipun tak sebanyak SMP, tapi ada 26 SD yang dibekali Chromebook, dan digunakan oleh murid kelas III, IV, dan V.
“Kita akan terus kita tambah sampai semua SD juga menggunakan metode pembelajaran dengan Chromebook,” tegasnya.