Reporter: Lodya Astagina | Editor: Buniyamin
TENGGARONG - Peningkatan dan penguatan wawasan kebangsaan menjadi bagian penting yang harus dikuasai jajaran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutai Kartanegara (Kukar).
Ini perlu dikuasai agar dalam menjalankan fungsi tugasnya bisa optimal, khususnya dalam memberikan sosialisasi pembinaan ideologi pancasila kepada masyarakat.
Pendalaman wawasan ini diikuti melalui kegiatan Training of Trainers (ToT) selama tiga hari, mulai 21-23 Desember di Grand Fatma Hotel, Tenggarong. ToT ini bertajuk Belajar Kebhinekaan dengan menggandeng Yayasan SATUNAMA Yogyakarta.
SATUNAMA berbagi tentang Yogyakarta yang mempertahankan kebudayaannya melalui nilai-nilai Kebhinekaan. Mereka menilai ketahanan budaya Bhineka Tunggal Ika sangat berpengaruh terhadap budaya berperilaku masyarakatnya.
Bahkan, ada Perda 1/2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang diluncurkan untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai pelopor Kebhinekaan di Indonesia.
Tujuan utama perda tersebut untuk menumbuhkan kesadaran dan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila, membentuk karakter bangsa yang berpancasila, meningkatkan kualitas SDM berakhlak mulia, mewujudkan masyarakat adik, makmur dan beradab.
“Pemerintah DIY melalui Kesbangpol berupaya melibatkan anak-anak muda untuk menjadi pelopor dalam mengedepankan nilai Kebhinekaan,” ucap pihak Yayasan SATUNAMA Yogyakarta, Edi, Sabtu (21/12/2024).
Kaban Kesbangpol Kukar, Rinda Desianti menyampaikan harapan agar jajaran Kesbangpol, FKUB, FKDM dan JPM bisa mempertajam ilmu kebangsaannya.
Dalam ToT ini juga akan diberi praktik untuk belajar public speaking, agar dalam nilai-nilai Kebhinekaan yang nantinya disampaikan ke masyarakat bisa dipahami dengan baik.
“Kadang kita kurang mempunyai kemampuan dalam menyampaikan pesan. Padahal di Kesbangpol kita punya banyak hal untuk disampaikan,” ujarnya.
Rinda menyebut, penting bagi jajaran Kesbangpol untuk menguasai bidang dan materi dalam pekerjaan yang diampu. Melalui ToT, peserta juga diberi materi soal perbedaan.
Dia melihat, perbedaan telah diberikan oleh sang pencipta kepada manusia dan makhluk hidup lainnya, tetapi perbedaan tersebut bukan menjadi pemecah, melainkan dasar untuk manusia mengembangkan toleransi.
“Daun warna hijau aja berbeda-beda hijaunya, begitu juga bunga banyak jenisnya biar menarik. Kita sebagai manusia jangan sampai menilai diri paling benar dan hebat, sehingga orang lain salah,” sebutnya.
“ToT ini harapannya bisa membangun tim yang solid di internal Kesbangpol untuk mencapai organisasi yang ingin kita capai,” timpal Rinda.