Reporter : Ayu Norwahliyah | Editor : Buniyamin
SAMARINDA – Masalah sampah di Kota Samarinda, khususnya yang mencemari Sungai Mahakam dan Karang Sungai Mumus (SKM) terus menjadi tantangan serius bagi pemerintah kota ini dalam upaya menjadi pusat peradaban.
Selain mencemari lingkungan, tingginya intensitas sampah menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Endang Liansyah menegaskan permasalahan ini tidak hanya tentang pengelolaan teknis, tetapi juga perilaku masyarakat. “Kalau mau melihat dari hulu ke hilir, jangan lihat sungainya saja. Lihat siapa yang membuang sampah karena sampah tidak bisa jalan kaki sendiri,” kata Endang.
Untuk mengatasi persoalan ini, DLH telah melibatkan berbagai pihak, seperti kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), organisasi kepemudaan, RT, dan lurah, guna memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah.
Endang juga mendorong pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di setiap kecamatan untuk mengurangi beban pengangkutan sampah yang mencapai 600 ton per hari.
“Kita semua punya tanggung jawab menjaga kebersihan kota. Jika kota bersih, peradaban pun akan lebih baik. Bahkan kami telah menerapkan sanksi berupa denda sebesar Rp100 ribu bagi pelanggar yang membuang sampah sembarangan,” jelasnya.
Meski demikian, kata dia, masih banyak warga yang membuang sampah di luar jam yang ditentukan atau tidak pada tempatnya, sehingga hal ini terus menjadi kendala dalam pengelolaan kebersihan lingkungan.
“Jika 99 persen masyarakat berubah dan lebih peduli masalah sampah ini pasti bisa selesai. Contohnya seperti di Teras Samarinda, masih ada yang membuang puntung rokok sembarangan meskipun sudah disediakan tempat khusus,” tegasnya.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar menyoroti pencemaran air sungai sebagai salah satu pekerjaan rumah besar pemerintah. "Samarinda merupakan kota yang dibelah oleh Sungai Mahakam dan Karang Mumus. Tapi banyak sekali sampah yang ditemukan di sungai," kata Deni.
Untuk itu, ia juga berharap DLH memiliki anggaran yang memadai untuk melakukan berbagai langkah nyata dalam menangani masalah sampah, terutama di kawasan sungai. "Kita harap DLH secara anggaran juga cukup dan mampu untuk melakukan konsolidasi," pungkasnya.