Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan
BALIKPAPAN – Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Timur resmi membuka Pos Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) di Pelabuhan Semayang Balikpapan, Selasa (24/12/2024).
Pos ini didirikan untuk memperketat pengawasan lalu lintas media pembawa karantina selama periode Nataru, yakni mulai 24 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.
Pembukaan Pos Nataru ini turut dihadiri oleh Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Balikpapan, Komandan POM TNI AL, Direktur Polairud Polda Kaltim, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya.
Selain mendirikan Pos Nataru, Balai Besar Karantina juga melakukan sosialisasi terkait wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). Sosialisasi ini dilakukan hingga ke permukiman penduduk di sekitar Dermaga Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (LLASDP) Maridan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Ketua Tim Kerja Penegakan Hukum Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kaltim, Uswatun Chasanah, menjelaskan pentingnya kewaspadaan terhadap wabah ASF.
"Permisi, Pak. Kami ingin mensosialisasikan terkait wabah demam babi Afrika yang saat ini menyerang di Papua," ujar Uswatun saat menyampaikan informasi kepada warga.
Ia menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk memperketat pengawasan terhadap media pembawa karantina, termasuk hewan, ikan, dan tumbuhan, khususnya menjelang Nataru.
"Pengawasan ini tidak hanya terbatas pada daging babi, tetapi mencakup semua media pembawa, baik hewan, ikan, maupun tumbuhan," jelasnya.
Menurutnya, sosialisasi ini sangat penting mengingat wabah ASF kini tengah meluas di Indonesia, terutama di Papua.
"Tepatnya di Kota Nabire, Papua Tengah, wabah ASF telah menyebabkan seluruh peternakan babi musnah akibat virus ini," tambahnya.
Salah satu warga di sekitar Dermaga Maridan, Sakiah mengapresiasi langkah sosialisasi yang dilakukan oleh Balai Besar Karantina.
"Di sini banyak peternakan babi milik warga Manado dan Toraja. Sosialisasi ini sangat penting agar kami bisa lebih waspada," ujar Sakiah.
Ia juga mengungkapkan bahwa ini merupakan sosialisasi pertama yang ia lihat terkait virus babi Afrika ini.
"Sebelumnya belum pernah ada sosialisasi seperti ini. Informasi ini sangat bermanfaat bagi kami supaya bisa waspada," jelasnya.