Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Banjir Kiriman Malaysia Rendam Sejumlah Kecamatan di DAS Sembakung

Kondisi banjir yang melanda di Desa Atap Kecamatan Sembakung. (Foto: BPBD Nunukan)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    Kalimantan Utara

    Banjir Kiriman Malaysia Rendam Sejumlah Kecamatan di DAS Sembakung

    PusaranMedia.com

    Kondisi banjir yang melanda di Desa Atap Kecamatan Sembakung. (Foto: BPBD Nunukan)

    Banner ADV

    Banjir Kiriman Malaysia Rendam Sejumlah Kecamatan di DAS Sembakung

    Kondisi banjir yang melanda di Desa Atap Kecamatan Sembakung. (Foto: BPBD Nunukan)

    Reporter: Diansyah | Editor: Bambang Irawan

    NUNUKAN – Banjir kiriman dari wilayah Malaysia kembali merendam sejumlah kecamatan di daerah aliran sungai (DAS) wilayah IV Nunukan. 

    Meski debit air sungai perlahan mulai turun, kondisi ini masih berdampak pada aktivitas masyarakat di sejumlah wilayah. 

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Arief Budiman mengungkapkan, Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Sembakung terpantau mengalami penurunan. 

    Berdasarkan pantauan alat ukur, TMA pada Selasa (24/12/2024) Pukul 07.30 WITA berada di angka 4,44 meter, turun 6 cm dari pantauan sebelumnya yang mencatat 4,50 meter.  

    “Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan, namun banjir kiriman tetap menjadi perhatian utama karena alirannya berasal dari hulu di Malaysia. Kondisi ini diperparah dengan curah hujan tinggi di hulu sungai,” ujar Arief.  

    Arief menambahkan, mayoritas banjir yang terjadi di kawasan Sembakung disebabkan oleh banjir kiriman, yakni sekitar 80 persen. Sisanya merupakan dampak dari curah hujan tinggi di wilayah Kecamatan Lumbis, Sembakung, Sembakung Atulai, Lumbis Ogong, dan Lumbis Hulu. Meski demikian, aktivitas masyarakat masih berjalan normal.  

    Plt Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Nunukan, Yance Tambaru menyebutkan, bahwa persoalan banjir kiriman ini telah diangkat dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dan Malaysia. Tujuannya adalah agar kedua negara dapat bersama-sama menangani dampak banjir yang terus berulang setiap tahun di wilayah perbatasan.  

    “Kami menekankan agar penanganan banjir dilakukan secara bersama, mengingat hulu sungai berada di Malaysia dan hilir di Indonesia. Persoalan ini juga telah mendapat respon positif dari Pemerintah Sabah, Malaysia,” ucap Yance.  

    Dalam pembahasan di forum Sosial Ekonomi Malaysia-Indonesia (Sosek Malindo), pihak Malaysia meminta data pendukung hasil kajian yang menunjukkan banjir sebagai kiriman dari hulu. Selain itu, mereka berencana meninjau langsung lokasi terdampak saat banjir terjadi di DAS Sembakung.  

    "Dengan koordinasi lintas negara ini, kami berharap penanganan banjir dapat dilakukan lebih komprehensif untuk mengurangi dampak terhadap masyarakat di daerah perbatasan," pungkasnya.