Reporter: Ayu Norwahliyah | Editor: Bambang Irawan
SAMARINDA – Kehadiran Tugu Pesut Mahakam yang baru saja dibangun di Simpang Empat Mall Lembuswana memicu kontroversi di tengah masyarakat.
Pembangunan tugu yang menelan anggaran sebesar Rp1,1 miliar dari APB Kota Samarinda tersebut dinilai kurang tepat sasaran, mengingat Samarinda masih dihadapkan pada masalah seperti jalan berlubang, banjir, serta kurangnya fasilitas pendidikan yang memadai.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Purwadi Purwoharsojo menilai kritik masyarakat terhadap proyek ini sangat wajar.
“Karena bentuk dan hasil akhirnya mungkin berbeda dari ekspektasi masyarakat. Anggaran sebesar itu harusnya dapat digunakan untuk hal yang lebih penting dan mendesak,” ujar Purwadi.
Ia juga menegaskan pentingnya transparansi informasi publik terkait proyek tersebut, sebab masyarakat berhak mengetahui detail pembangunan secara menyeluruh, mulai dari rancangan awal, pihak pelaksana atau kontraktor, hingga rincian penggunaan anggaran.
“Hal ini untuk memastikan anggaran sebesar Rp1,1 miliar memang masuk akal untuk tugu tersebut. Padahal kita bisa membangun satu gedung sekolah, yang dampaknya jauh lebih nyata bagi masyarakat," jelasnya.
Sebagai langkah membangun kepercayaan publik, Purwadi menyarankan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk lebih transparan dalam setiap pelaksanaan proyek pembangunan.
“Jangan sampai proyek seperti ini malah merugikan kredibilitas pemerintah,” pungkasnya.