Reporter : Lutfi aziz | Editor : Buniyamin
BONTANG – Komisi A DPRD Bontang meninjau pembangunan gedung SDN 002, Jalan Pontianak 4, Kecamatan Bontang Barat, Kota Bontang yang dinilai mengalami keterlambatan, Sabtu (11/1/2024).
Berdasarkan laporan kontraktor, mereka mengklaim progres pengerjaan dengan anggaran Rp6 miliar ini telah mencapai 92 persen. Tapi fakta di lapangan tidak sesuai dengan laporan.
Ketua Komisi A DPRD Bontang, Heri Keswanto tegas meminta bangunan dua lantai tersebut segera diselesaikan. Terlebih lagi, masa perpanjangan waktu atau addendum hanya tersisa 46 hari lagi.
Kata dia, secara kasat mata, masih banyak pekerjaan yang perlu dirampungkan. “Strukturnya juga banyak harus segera diperbaiki, tidak rapi. Harus dikebut pengerjaanya dan kami ingin ruang sekolah segera dapat dimanfaatkan,” tegasnya.
Keterlambatan pengerjaan ini, kata Heri, tentu merugikan semua pihak dan kontraktor terancam dikenakan sanksi denda.
Heri juga menyoroti kinerja pengawasan konsultan proyek tersebut dan berharap dapat melaksanakan kinerja pengawasan dengan lebih maksimal. “Seandainya belum dibayar (konsultan), saya mau tahan. Tapi karena sudah terbayarkan, semuanya ya gimana, nggak mungkin kita tarik kembali karena prosesnya panjang,” sesalnya.
Kepala Sekolah SDN 002 Bontang Barat, Suhartini berharap bangunan sekolah tersebut dapat segera terselesaikan. Meski sebenarnya sekolah ini sedikitnya membutuhkan 11 kelas belajar, tapi penyelesaian delapan kelas baru tersebut sangat dinanti-nanti.
“Jumlah siswa kami 246 orang dan pembelajaran terpisah di dua lokasi. Kelas V dan VI belajar di ruang komputer, perpustakaan dan UKS. Sementara yang lain numpang di sekolah lain,” tuturnya.
Dampak dari keterlambatan, pihak sekolah tidak dapat memodifikasi penambahan tiga atau empat ruang, sehingga kekurangan kelas belajar.
Direktur CV Surya Jaya Konstruksi selaku kontraktor proyek, Setyo Broto Pratikno mengaku masih optimis seluruh pekerjaan dapat dikerjakan sebelum batas waktu penambahan atau pada 25 Februari mendatang.
“Ini kita kerja maksimal, dua sift siang malam. 30 pekerja kita kerahkan, di sisi bangunan tinggal finishing,” ujarnya.
Setyo menyatakan keterlambatan datangnya material tiang pancang menjadi kendala tersendiri, sehingga pengerjaan yang harusnya dimulai pada Juli 2024 baru dilaksanakan pada September 2024.
“Kami kerja empat bulan. Batasnya 25 Desember, terus dapat penambahan waktu 50 hari kerja. Ini yang kami kejar,” ucapnya.