Reporter : Ayu Norwahliyah | Editor : Buniyamin
SAMARINDA – Sejumlah pedagang kantin sekolah di Kota Samarinda mengeluhkan dampak dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru saja dijalankan. Sebab para pedagang tersebut mengalami penurunan omzet cukup drastis karena siswa tidak lagi membeli makanan di kantin.
Seorang pemilik kantin yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kegelisahannya. “Kami sangat mendukung program ini, tapi kami juga berharap pemerintah memperhatikan dampaknya terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti kami,” ujarnya.
Menurutnya, keberadaan program MBG seharusnya tidak mengorbankan para pedagang kantin yang selama ini mengandalkan penghasilan dari sekolah dan menyarankan agar dana program MBG dialokasikan langsung ke kantin sekolah, bukan melalui ke katering luar.
“Mengapa pemerintah tidak memberikan dana langsung ke kantin sekolah untuk menyediakan makanan sehat? Jadi pengelolaannya tetap di kantin, tanpa harus melibatkan katering luar,” usulnya.
Ia menilai cara ini lebih efisien dalam memaksimalkan program makan gratis. Sebab dengan melibatkan kantin sekolah, tentu program tetap bisa berjalan tanpa merugikan pedagang kecil yang selama ini menggantungkan ekonomi mereka dari kantin sekolah.
"Anak-anak bisa makan sehat, kantin sekolah tetap berjalan, dan orang tua yang menggantungkan hidup dari kantin tidak dirugikan," jelasnya. Diketahui, Program MBG sendiri resmi dimulai di Samarinda pada Senin (20/1/2025) setelah sebelumnya dijalankan di beberapa daerah lain.
Pelaksanaan perdana ini berlangsung di SDN 004, Kecamatan Samarinda Utara sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah di wilayah tersebut.
Namun di tengah tujuan baiknya, kebijakan ini menimbulkan polemik yang perlu mendapat perhatian pemerintah, terutama dalam mencari solusi agar pedagang kantin sekolah tetap bisa bertahan tanpa harus kehilangan sumber penghasilannya.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun memastikan pemerintah akan mengevaluasi pelaksanaan program MBG agar tidak merugikan pelaku UMKM, khususnya pedagang kantin sekolah. “Ini program baru dan pasti ada beberapa hal yang perlu dipelajari, termasuk dampaknya," ujar Andi Harun.
Ia menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda akan merumuskan solusi terbaik agar program MBG tidak berdampak negatif terhadap para pedagang kantin.
“Kami akan turun ke lapangan dan mengevaluasi agar para pelaku UMKM, terutama kantin sekolah, tetap bisa menjalankan usahanya tanpa terdampak secara signifikan,” tegasnya.
Dengan evaluasi ini, diharapkan program MBG tetap berjalan untuk meningkatkan gizi siswa, tanpa mengorbankan mata pencaharian pedagang kantin yang telah lama menjadi bagian dari ekosistem sekolah.
"Manfaatnya jelas, yaitu memberi makanan bergizi bagi anak-anak sekolah kita. Tetapi kita juga memahami bahwa kantin sekolah selama ini menjadi tumpuan utama ekonomi bagi banyak orang,” pungkasnya.