Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Dampak Air Mati, Warga Tenggarong Seberang Demo Perumda Tirta Mahakam 

Warga Tenggarong Seberang saat demontrasi di Perumda Tirta Mahakam (Foto: Lodya/pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Dampak Air Mati, Warga Tenggarong Seberang Demo Perumda Tirta Mahakam 

    PusaranMedia.com

    Warga Tenggarong Seberang saat demontrasi di Perumda Tirta Mahakam (Foto: Lodya/pusaranmedia.com)

    Dampak Air Mati, Warga Tenggarong Seberang Demo Perumda Tirta Mahakam 

    Warga Tenggarong Seberang saat demontrasi di Perumda Tirta Mahakam (Foto: Lodya/pusaranmedia.com)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Buniyamin 

    TENGGARONG - Warga Tenggarong Seberang mendemo kantor Perumda Tirta Mahakam atas dampak air mati yang melanda, Kamis (30/1/2025). 

    Aksi demonstrasi tersebu didominasi Ibu Rumah Tangga (IRT) dilakukan karena ada 1.000 pelanggan dari tiga desa terkena dampak air mati, yaitu Manunggal Jaya, Bangun Rejo dan Embalut. 

    Salah satu peserta demo, Cindy mengaku ada beberapa tuntutan yang dilayangkan warga dari tiga desa tersebut. Warga meminta Perumda Tirta Mahakam mengganti uang per tandon setiap harinya sesuai jumlah KK.

    Warga menginginkan pengurangan pembayaran air yang tidak mencukupi kebutuhan masyarakat dan meminta ganti rugi Rp60 ribu, serta mengurangi harga pembayaran air sebanyak 50 persen. Warga juga minta diberika imbauan sebelum dilakukan perbaikan 

    "Jangan langsung dimatikan airnya karena tidak semua orang punya tandon untuk menampung air," kata Cindy. 

    Warga juga menyayangkan respon pihak perusahaan yang dirasa kurang tanggap. Mereka ingin ada respon cepat tanpa harus menunggu demo. 

    Sementara Direktur Perumda Tirta Mahakam, Iswanto mengatakan proses perbaikan yang cukup sulit menjadi kendala utama. Di sisi lain, pihaknya memahami masyarakat ingin perbaikan dilakukan dengan cepat.

    Iswanto mengaku telah mempublikasikan informasi perbaikan melalui media sosial. Dia pun menerangkan, proses perbaikan memang tak selalu tepat waktu, kadang membutuhkan waktu lebih lama dari informasi yang dipublikasikan.

    "Kami juga tidak ingin berlama-lama karena akan berdampak pada pelayanan, serta pendapatan kami," ujarnya. 

    Terakhir, Iswanto mengatakan telah menyepakati hal-hal yang diinginkan warga. Tetapi permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi secara cepat, melainkan bertahap.