Reporter : Herdiansyah | Editor : Bambang Irawan
SAMARINDA - Rektor Universitas Mulawarman (Unmul), Abdunnur, menegaskan perguruan tinggi harus menjadi contoh dalam pengelolaan tambang yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Menurutnya, jika perguruan tinggi diberikan izin untuk mengelola tambang, maka pengelolaan tersebut harus berpedoman pada studi analisis dampak lingkungan, tata kelola tambang yang baik, serta memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas, bukan hanya keuntungan bisnis.
“Perguruan tinggi tidak bisa bekerja sendiri dalam hal ini. Harus ada kesiapan dari segala aspek sebelum menerima tanggung jawab mengelola usaha pertambangan,” jelas Abdunnur.
Ia menilai, pengelolaan tambang oleh perguruan tinggi bisa menjadi peluang dalam dunia akademik. Selain sebagai sumber pembelajaran bagi mahasiswa, sektor ini juga dapat menjadi pusat pendidikan pertambangan yang memungkinkan mahasiswa melakukan praktik langsung dan dosen mengimplementasikan keahliannya di berbagai disiplin ilmu, mulai dari teknik pertambangan, hukum, kehutanan, hingga perikanan.
Terkait kesiapan Unmul dalam mengelola tambang, Abdunnur menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak hanya bergantung pada pihak eksternal, tetapi juga harus mempertimbangkan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan aspek teknis lainnya.
Ia juga menyebutkan ada mitra yang tertarik untuk melihat potensi sumber daya alam di lahan penelitian Unmul. Namun, ia memastikan bahwa fungsi utama lahan tersebut sebagai tempat penelitian dan pembelajaran mahasiswa akan tetap dipertahankan.
Lebih lanjut, kata dia, Unmul berkomitmen untuk mengikuti seluruh aturan yang berlaku. Abdunnur menegaskan Unmul ingin menjadi contoh dalam pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab, baik dalam sektor pertambangan, migas, pertanian, maupun perkebunan.
“Kami ingin mengubah paradigma bahwa pengelolaan tambang hanya merusak lingkungan. Justru, perguruan tinggi harus menjadi contoh bagaimana sebuah usaha tambang bisa dikelola dengan baik dan berkelanjutan,” tutupnya.