Reporter: Diansyah | Editor: Bambang Irawan
NUNUKAN – Masyarakat di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok akibat kebijakan Pemerintah Malaysia yang melarang barang keluar dari wilayahnya.
Produk seperti minyak goreng, gula, tepung dan bahan bangunan kini tidak lagi diizinkan masuk ke Krayan, sehingga berdampak pada ketersediaan sembako di daerah tersebut.
Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, mengungkapkan kebijakan ini berlaku selama sepekan terakhir. Pemeriksaan ketat dilakukan oleh pihak Imigrasi dan Kepolisian Malaysia di perbatasan untuk memastikan barang-barang yang masuk dalam kategori "barang kawalan" tidak keluar dari negara tersebut.
“Barang kebutuhan masyarakat di Krayan selama ini sangat bergantung pada produk dari Malaysia. Dengan adanya kebijakan ini, masyarakat semakin sulit mendapatkan sembako karena hampir 80 persen barang yang dijual di Krayan berasal dari Malaysia,” ujar Oktavianus Ramli kepada pusaranmedia.com, Minggu (9/2/2025).
Ia menambahkan bahwa kebijakan tersebut berdampak luas bagi masyarakat Krayan, mengingat wilayah tersebut memiliki akses distribusi yang terbatas dari dalam negeri.
Dengan pasokan barang dari Malaysia yang terhenti, harga kebutuhan pokok dikhawatirkan melonjak, sementara pasokan dari daerah lain belum mencukupi untuk menutupi kebutuhan warga.
"Kami berharap ada solusi dari pemerintah agar kebutuhan pokok masyarakat tetap terpenuhi, mengingat kondisi geografis Krayan yang sulit dijangkau oleh distribusi dari wilayah lain di Indonesia," tambahnya.
Kebijakan pengetatan ekspor barang oleh Malaysia ini menjadi tantangan besar bagi masyarakat perbatasan yang selama ini bergantung pada pasokan dari negeri jiran.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Indonesia terkait langkah yang akan diambil untuk mengatasi krisis sembako di Krayan.