Reporter: Lodya Astagina | Editor: Buniyamin
TENGGARONG - Dua karyawan PT Insani Bara Perkasa di Kilometer 11, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara (Kukar) masih dinyatakan hilang tertimbun longsor tambang batu bara.
Pencarian atas dua korban hilang sudah memasuki hari ketiga, longsor sendiri terjadi pada Minggu (23/2/2025) malam. Sejak Senin (24/2/2025), perusahaan mengerahkan sejumlah alat berat untuk melakukan proses pencarian.
Kapolsek Loa Janan, AKP Abdillah Dalimunthe mengatakan baru mendapat informasi longsor pada Senin (24/2/2025) pagi dan mulai pukul 10.00 WITA, anggota kepolisian langsung menuju TKP.
Hanya saja, pihak kepolisian belum bisa memintai keterangan lebih lanjut dari beberapa saksi yang ada di TKP, sebab masih dalam pemeriksaan oleh inspektur tambang.
“Kalau masalah longsor kami kurang paham karena ada ahlinya untuk penyebab dan sebagainya,” ungkapnya, Rabu (26/2/2025).
Ia menyebut telah berkoordinasi langsung dengan Basarnas yang membantu perusahaan untuk mencari korban. Perusahaan juga berupaya maksimal melakukan pencarian terhadap dua karyawannya yang tertimbun longsor.
Kondisi longsor itu berbentuk lingkaran yang cukup luas dengan kedalaman timbunan sekitar 20 meter. Sampai sekarang Basarnas masih berada di TKP dan bekerja optimal untuk menemukan korban.
“Perusahaan bagaimana caranya upayanya supaya maksimal untuk cari korban. Perusahaan dari hari pertama itu sudah turunkan berapa unit, ekskavator yang besar,” jelasnya.
“Titik pencarian itu fokus sesuai lokasi dari keterangan teman-temannya, perkiraan terakhir dilihat,” timpalnya.
Awalnya, kedua korban sudah diteriaki oleh teman-temannya untuk segera lari dan menyelamatkan diri. Tapi salah satu korban justru kembali menuju mobil, saat itu juga longsor tak terelekkan dan dua orang hilang bersama batu bara yang tertimbun.
“Makanya untuk evakuasi juga agak susah, karena kalau posisi orang di dalam dan alat (mobil) ketemu, pasti satu orang ada (di dalam). Ini posisinya yang nggak di dalam alat (susah carinya),” terangnya.
Syukurnya, lima orang yang berada di TKP sadar dengan adanya pergeseran tanah dan sempat mengevakuasi diri dengan berlari sejauh mungkin dari lokasi kejadian.
“Beberapa lampu jatuh dan gelap, mereka sadar ada pergeseran tanah. Tanda-tanda dari lampu, jadi nggak tiba-tiba longsor. Jadi sempat lari dan dua itu aja nggak kembali lagi,” tuturnya.
Paman korban, Mawardi mengaku terus menunggu proses dan hasil pencarian. Tetapi cuaca hujan lebat dan tanah yang selalu bergerak di lokasi sedikit menghambat proses pencarian.
“Pihak keluarga minta perusahaan untuk pakai alat deteksi atau anjing pelacak. Tadi perwakilan kami sudah masuk juga ke TKP untuk memastikan,” ucapnya.