Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Ketua Komisi II DPRD Balikpapan Tanggapi Isu Oplosan Pertamax

Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    DPRD Kota Balikpapan

    Ketua Komisi II DPRD Balikpapan Tanggapi Isu Oplosan Pertamax

    PusaranMedia.com

    Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Banner ADV

    Ketua Komisi II DPRD Balikpapan Tanggapi Isu Oplosan Pertamax

    Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah menyatakan akan mencari informasi lebih lanjut terkait isu dugaan pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax yang beredar di masyarakat dan media.  

    Ia menegaskan, hingga saat ini Pertamina telah mengklarifikasi bahwa tidak ada temuan BBM jenis Pertamax oplosan. Hal ini yang dikhawatirkan terdapat oplosan BBM di SPBU di Kota Balikpapan 

    "Nanti saya kroscek dulu soal oplosan Pertamax itu," kata Fauzi Adi, Rabu (26/2/2025).  

    Menurutnya, informasi yang beredar saat ini lebih banyak mengarah pada dugaan oplosan di tingkat penjual eceran. 

    Karena itu, ia menilai perlu ada klarifikasi lebih lanjut. "Saya baru menerima informasi ini dan berdasarkan klarifikasi terakhir dari Pertamina melalui berita, tidak ada oplosan Pertamax," ujarnya.

    Namun, ia menegaskan bahwa jika ditemukan indikasi pengoplosan BBM di Balikpapan, maka perlu ada tindakan tegas dari Aparat Penegak Hukum (APH)  

    "Jika memang ada indikasi oplosan, kami akan merekomendasikan APH untuk menindaklanjutinya. Bagaimanapun, praktik oplosan BBM tidak dapat dibenarkan," tegasnya.  

    Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, Komisi II DPRD Balikpapan berencana menggelar inspeksi mendadak (Sidak) atau rapat dengar pendapat (RDP) bersama pihak Pertamina.  

    "Kami masih menggali informasi lebih lanjut, karena ini juga baru saya dengar dari pemberitaan. Sejauh ini, belum ada aduan dari masyarakat ke Komisi II. Kalau nanti ada aduan, tentu akan kami tindaklanjuti," jelasnya.  

    Salah satu warga Balikpapan, Harianto menyayangkan beredarnya isu oplosan BBM Pertamax. Ia menilai, kabar ini justru berpotensi merugikan pedagang kecil atau pengecer.  

    "Kalau benar ada pengoplosan, pertanyaannya pengecer dapat barang dari mana? Dugaan oplosan ini juga bukan berasal dari masyarakat, melainkan dari pernyataan resmi Kejaksaan. Kalau memang tidak benar, Pertamina seharusnya mengajukan keberatan," kata Harianto.

    Menurutnya, dugaan oplosan seharusnya tidak langsung dikaitkan dengan pengecer tanpa bukti yang jelas.  

    "Kalau beli Pertamax tapi yang dikirim ternyata Pertalite lalu diubah sendiri RON-nya, itu 'kan dilakukan oleh pihak terkait, bukan pengecer," tambahnya.    

    Sementara itu, Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa tidak ada praktik pengoplosan BBM jenis Pertamax.  

    "Produk yang masuk ke terminal BBM Pertamina sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pemerintah, yakni Pertalite dengan RON 90 dan Pertamax dengan RON 92," ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, dalam keterangan pers hari ini.  

    Ia menjelaskan di terminal utama BBM, Pertamina hanya melakukan proses injeksi warna (dyes) sebagai pembeda produk serta injeksi additive untuk meningkatkan performa Pertamax.  

    "Jadi, ini bukan pengoplosan atau mengubah RON. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax," terangnya.

    Pertamina juga memastikan bahwa seluruh proses distribusi BBM diawasi secara ketat oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).  

    "Kami selalu menaati prosedur untuk menjaga kualitas BBM, dan distribusinya diawasi oleh BPH Migas," jelasnya. (Adv)