Reporter: Lodya Astagina | Editor: Buniyamin
TENGGARONG - Segala upaya dikerahkan PT Insani Bara Perkasa dan keluarga untuk mencari dua korban yang hilang tertimbun longsor tambang batu bara di Kilometer (Km) 11 Loa Janan, Kutai Kartanegara (Kukar).
Paman korban, Mawardi kepada pusaranmedia.com mengaku sempat menjalankan upacara ritual di TKP. Upaya logis hingga berkaitan dengan hal mistis pun dilakukan agar bisa segera menemukan dua korban.
Ia mengaku telah mendapat persetujuan dari perusahaan untuk menggelar ritual. Ada beberapa hal yang mereka lakukan dalam upacara ritual tersebut, salah satunya melempar beras kuning di titik-titik yang diduga menjadi lokasi terakhir korban berada.
“Kami dari pihak keluarga sempat jalankan ritual, semua cara kita pakai. Kita maunya korban cepat ketemu, itu aja. Perusahaan juga mengizinkan karena tujuannya sama,” kata Mawardi, Kamis (27/2/2025).
Hari ini, pencarian mulai dilakukan dari pagi, karena proses ini sempat dihentikan pada Rabu (26/2/2025) malam tadi. Mengingat cuaca yang kurang mendukung dan getaran pergeseran tanah membuat pencarian cukup terhambat.
Awalnya, Mawardi menyebut sempat terjadi debat yang cukup alot dengan pihak perusahaan.
Insiden longsor tambang batu bara ini terjadi pada Minggu (23/2/2025) pukul 21.00 WITA, tetapi keluarga baru mendapat kabar keesokan paginya.
Pihak keluarga merasa perusahaan tidak transparan dalam memberi informasi. Larangan masuk ke lokasi kejadian juga sempat dialami pihak keluarga.
Hanya saja, perdebatan itu tak berlangsung lama. Kedua belah pihak sepakat pada tujuan untuk mencari dua karyawan yang hilang, sang driver dan operator.
“Sempat nggak dikasih masuk, tapi akhirnya boleh masuk tapi nggak banyak. Kita diantar lihat ke lokasi longsor itu,” sebutnya.
Mawardi menginfokan, upaya pencarian pada Rabu kemarin sedikit memberikan harapan. Satu mobil ditemukan dan telah diangkat. Tetapi tak ditemukan adanya sosok manusia di dalam mobil tersebut.
“Karena info terakhir itu teman-temannya sempat teriak suruh korban lari menjauh, tapi dia kembali masuk ke arah mobil. Kita pikir ada di dalam ternyata nggak,” ujarnya.
“Temannya juga nggak bisa lihat jelas betul. Mereka teriak-teriak dan kejadiannya memang cepat, seketika longsor,” timpalnya.
Namun demikian, Mawardi dan pihak perusahaan yakin posisi korban berada tak jauh di sekitar mobil yang ditemukan. Untuk itu pencarian akan tetap difokuskan pada titik tersebut dan sekitarnya.
Ia juga menekankan telah meminta perusahaan untuk menggunakan alat yang dapat mendeteksi keberadaan korban, ataupun menggunakan anjing pelacak.
“Sudah berhari-hari dicari nggak ada hasil. Pokoknya kalau hari ini hasilnya nihil, kita minta pakai alat deteksi, kalau tidak bisa berarti gunakan anjing pelacak,” tegasnya.