Reporter: Lodya Astagina | Editor: Supiansyah
TENGGARONG - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Teluk Pemedas, Kecamatan Samboja memberdayakan masyarakat untuk ikut terlibat dalam pengelolaan objek wisata pantai Duta Pemedas. Langkah ini diambil sebagai upaya menekan pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Di masa pandemi seperti ini, Humas dan Pengembangan SDM Zainal Abidin bersama pengurus lainnya mencoba mengoperasikan kembali wisata pantai Duta Pemedas.
“Setelah beberapa bulan lockdown dari Maret sampai Juni, kami coba kembali buka bersama dengan teman-teman,” tuturnya, Sabtu (31/10/2020).
Bahkan, pihaknya sudah lakukan sosialisasi pelatihan pemanduan wisata, dan bekerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia Kaltim dan Kukar, lalu tour travel yang nanti rencananya akan membuat paket khusus wisata.
Pantai dengan hamparan sepanjang 850 meter ini, merupakan pantai yang baru beroperasi selama sembilan bulan. Perangkat desa mencoba untuk merenovasi dan terus mengembangkan pantai Duta Pemedas.
Meski terbilang baru, banyak fasilitas yang sudah disediakan, mulai dari motor ATV sebanyak 14 unit, motor kecil biasa, beberapa kursi santai dan gazebo yang menghadap pantai untuk istirahat, spot selfie, serta 17 WC dan kamar mandi.
“Gazebo disewakan Rp50 ribu per tiga jam. Khusus yang menginap Rp100 ribu sampai jam 9 pagi,” jelasnya.
Motor ATV bisa merogoh kocek Rp50 per 15 menit, kadang 20 menit dilihat dari keramaian jumlah pengunjung. Dalam sehari bisa mencapai ratusan mobil dan motor yang datang dan mayoritas dari kelompok kelurga.
Zainal mengaku, fasilitas dan tampilannya sedikit berbeda dengan pantai lain, karena masih baru. Tetapi, ke depan pihaknya akan membuat fasilitas yang lebih nyaman lagi sehingga bisa dinikmati pengunjung.
Tiket masuk dihitung per kendaraan bukan orangnya. Jadi, mobil ditarik tarif Rp30 ribu dan motor Rp10 ribu. “Buka setiap hari, wisata pantai Duta Pemedas dikelola dari jam 7 sampai sore,” ucapnya.
Selain itu, untuk pengunjung yang senang camping tidak usah khawatir, karena penjagaannya sudah dikoordinasi dengan pihak muspika, terkait keamanan serta kebersihannya. “Beberapa hal lainnya untuk membuat nyaman pengunjung,” ucapnya.
Perihal perizinan legalitas, mereka juga sudah bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kukar dan membentuk pokdarwis. Lalu, anggaran desa sudah disisihkan untuk retribusi.
“Bapenda juga sudah ada pertemuan, bekerja sama 25 persen dari tiket,” imbuhnya.