Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan
BALIKPAPAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menggelar rapat Rancangan Awal (Ranwal) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026 di auditorium Gedung Putih, Selasa (11/3/2025).
Kepala Bappeda Litbang Balikpapan, Murni menyampaikan proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026 telah melalui berbagai tahapan, termasuk enam kali diskusi kelompok terarah (FGD) yang membahas berbagai isu strategis.
Ini disampaikan dalam pemaparan konsultasi publik Ranwal RKPD 2026 yang dilaksanakan secara tertutup dan disiarkan langsung melalui Youtube Pemkot Balikpapan. Pusaranmedia.com merangkum ada enam tantangan dan fokus RKPD 2026.
"Diskusi-diskusi ini kami rangkum dan sampaikan dalam konsultasi publik agar dokumen RKPD yang disusun benar-benar mewakili kebutuhan masyarakat," ucap Murni.
Ia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan mengalami penurunan dari 6,49 persen menjadi 3,23 persen.
"Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah dampak dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina yang kini telah beralih dari tahap konstruksi ke tahap operasional, sehingga mengurangi efek berganda terhadap ekonomi lokal, seperti konsumsi masyarakat dan sektor jasa konstruksi," ungkapnya.
Selain itu, melambatnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) turut mempengaruhi aktivitas ekonomi di Balikpapan yang sebelumnya mendapat manfaat dari arus pekerja dan investasi yang masuk ke kota ini.
"Meski demikian, ada beberapa indikator ekonomi yang menunjukkan perkembangan positif," terangnya.
Kata dia, pendapatan per kapita Kota Balikpapan mengalami peningkatan signifikan, menjadikan kota ini sebagai salah satu daerah dengan pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia.
"Namun di sisi lain, tingkat pengangguran mengalami kenaikan akibat berkurangnya proyek konstruksi besar," jelasnya.
RKPD 2026 menyoroti beberapa tantangan utama yang harus diatasi pemerintah daerah. Ada enam poin yang menjadi tantangan dan fokus RKPD 2026.
Pertama soal defisit air baku, Balikpapan saat ini mengalami defisit air baku sebesar 1.038 liter per detik, setara dengan kebutuhan pembangunan satu Waduk Manggar tambahan. Pemerintah berencana mengatasi hal ini melalui proyek pembangunan Embung Aji Raden dan peningkatan kapasitas infrastruktur air bersih.
Kedua pengendalian banjir, dengan jumlah titik banjir yang meningkat, pemerintah menyiapkan proyek pengendalian banjir di Sungai Ampal, drainase Mulawarman, serta normalisasi saluran drainase strategis lainnya.
Ketiga infrastruktur dan tata kota, perbaikan infrastruktur kota akan difokuskan pada peningkatan jalan utama seperti Jalan MT Haryono, Jalan Jenderal Sudirman, dan revitalisasi pasar serta terminal. Selain itu, pembangunan fasilitas transportasi massal juga akan diperkuat.
Keempat kesehatan dan pendidikan, pemerintah menargetkan peningkatan kualitas layanan kesehatan dengan pembangunan fasilitas kesehatan baru, penyediaan alat kesehatan, serta peningkatan layanan bagi penyandang disabilitas.
Di sektor pendidikan, program pembangunan sekolah baru dan peningkatan akses pendidikan bagi kelompok rentan juga akan menjadi prioritas.
Kelima ekonomi kreatif dan pariwisata, untuk mengatasi ketergantungan pada industri pengolahan, Balikpapan akan mendorong pengembangan sektor ekonomi kreatif dan industri pariwisata.
Kota ini menargetkan menjadi pusat kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di Kalimantan Timur dengan mengadakan berbagai event berskala nasional dan internasional.
Keenam reformasi birokrasi dan digitalisasi, pemerintah akan memperkuat akuntabilitas birokrasi dengan meningkatkan indeks reformasi birokrasi dan penerapan sistem pelayanan berbasis elektronik.
RKPD 2026 yang telah disusun nantinya akan menjadi pedoman utama dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026, yang diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Balikpapan.