Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan
BALIKPAPAN - Perum BULOG Kantor Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimtara) menegaskan tidak ada praktik kecurangan takaran minyak goreng di gudang mereka.
Asisten Manager Marketing dan Hubungan Pelanggan Perum Bulog Kaltimtara, Azam Jamil menyatakan, sejak ramai isu pengurangan takaran minyak goreng bersubsidi Minyakita, Bulog belum menyalurkan minyak goreng bersubsidi karena keterbatasan stok.
"Kebetulan untuk minyak goreng bersubsidi, Bulog belum ada menyalurkan karena stok tidak tersedia. Saat ini kami hanya menyalurkan minyak goreng premium non-subsidi," ucap Azam, Selasa (18/3/2025).
Menurutnya, Bulog terakhir kali mendistribusikan minyak goreng bersubsidi pada 2023 dari produsen PT Tanjung Sarana Lestari (TSL).
Namun, setelah itu Bulog hanya berperan sebagai pengecer karena tidak lagi mendapatkan kuota dari produsen dalam skema Domestic Market Obligation (DMO).
Selain itu, ia memastikan bahwa selama ini tidak ada laporan dari masyarakat terkait dugaan pengurangan takaran minyak goreng bersubsidi di gudang maupun outlet Bulog.
"Sejauh ini tidak ada masalah terkait takaran. Keluhan pelanggan biasanya hanya soal kemasan bocor atau pecah saat pengantaran, dan itu langsung kami ganti," katanya.
Menanggapi isu adanya pengurangan takaran, Azam mengatakan bahwa jika memang ada kecurangan, kemungkinan besar terjadi di tingkat produsen.
"Kalau melihat rantai pasok, peluang kecurangan takaran lebih mungkin terjadi di produsen," ujarnya.
Bulog sendiri memiliki sistem kontrol ketat dalam memastikan produk yang mereka distribusikan sesuai spesifikasi.
Jika ada barang cacat yang diterima di gudang, Bulog akan menolak dan mengembalikannya ke pemasok.
Ke depan, Bulog berencana menjajaki kerja sama dengan produsen baru agar bisa kembali menyalurkan minyak goreng bersubsidi langsung ke masyarakat.
"Kami sedang berupaya mencari produsen yang mau menyuplai ke Bulog agar kami bisa langsung menyalurkan ke jaringan distribusi," tuturnya.
Dalam memastikan keakuratan takaran minyak goreng yang disalurkan, Bulog menerapkan sistem uji sampel dengan membuka kemasan dan menakar isinya menggunakan gelas ukur.
Proses ini mirip dengan mekanisme pengawasan pada pengadaan dan penyaluran beras.
"Kami selalu melakukan uji sampel. Saat barang masuk maupun keluar dari gudang, kami pastikan takarannya sesuai standar," jelasnya.
Azam juga mengungkapkan bahwa mitra Bulog sebelumnya, PT Tanjung Sarana Lestari (TSL) di Sulawesi belum pernah mendapat keluhan terkait takaran minyak goreng.
Jika ada kemasan yang pecah atau rusak, Bulog langsung mengajukan klaim agar produk tersebut tidak sampai ke tangan konsumen.
"Alhamdulillah, sejauh ini kerja sama Bulog dengan mitra masih aman dan tidak ada kasus kecurangan takaran," pungkasnya.