Reporter: Ayu Norwahliyah | Editor: Buniyamin
SAMARINDA – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) menjadi dokumen strategis yang menentukan arah pembangunan Kota Samarinda dalam lima tahun ke depan.
Lebih dari sekadar panduan kebijakan, RPJMD berperan dalam memastikan pembangunan yang berkelanjutan, sejalan dengan kebijakan nasional serta kebutuhan masyarakat.
Salah satu fokus utama dalam RPJMD Samarinda adalah transformasi ekonomi, termasuk target penghentian aktivitas pertambangan batu bara pada 2026.
Kebijakan ini sejalan dengan visi kota untuk beralih ke sektor yang lebih berkelanjutan, seperti perdagangan dan jasa.
Aspek lingkungan dan tata kota yang layak huni juga menjadi bagian dari strategi pembangunan, sehingga kebijakan terkait pertambangan turut dimasukkan dalam perencanaan.
“Tentu ada kaitannya, karena RPJMD ini juga berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Samarinda, Ananta Fathurrozi.
RPJMD juga berfungsi sebagai perangkat dasar dalam penyusunan kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dan menjadi pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam merancang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun.
Setelah RPJMD ditetapkan, OPD akan menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang merinci target, strategi dan indikator kinerja untuk mencapai visi dan misi pembangunan.
“Di dalam Renstra, program pembangunan dirancang dalam tahapan lima tahun untuk mencapai target RPJMD. Dengan target 100 persen realisasi pada 2029, setiap OPD harus menjalankan program secara bertahap, sekitar 20 persen per tahun,” jelasnya.
Penyusunan RPJMD ini juga selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), RPJMD Provinsi Kalimantan Timur, serta Peraturan Daerah (Perda) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Samarinda Tahun 2025-2045 Nomor 4 Tahun 2024.
RPJMD Samarinda juga menyoroti pengembangan transportasi umum sebagai bagian dari transformasi kota menuju sistem mobilitas yang lebih modern dan efisien.
“Untuk transportasi, kita hanya perlu mendata dan menyesuaikan kebutuhannya agar program ini berjalan efektif,” pungkasnya.