Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan
BALIKPAPAN - Sineas Muda Balikpapan menyatakan dukungan penuh terhadap kepemimpinan Reifian Fajarsyah atau Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN).
Mereka optimistis PFN dapat berkontribusi dalam kemajuan industri film Indonesia di bawah kepemimpinannya. Meski ada kontroversi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.
Ketua Sineas Muda Balikpapan, Abdul Rachman Rizky menanggapi kontroversi terkait penunjukan Ifan Seventeen yang lebih dikenal sebagai musisi daripada profesional di bidang perfilman.
"Sebelumnya, PFN dipimpin oleh Pak Abduh Aziz, kemudian Bu Judith, lalu Pak Dwi. Pak Dwi sendiri berlatar belakang dari BUMN Telkom, tapi tidak seheboh sekarang. Penunjukan Ifan Seventeen memang menjadi perhatian publik karena berasal dari dunia musik. PFN adalah perusahaan warisan budaya, dan ini menjadi tugas berat baginya," ucap Rachman, Kamis (3/4/2025).
Ia juga mengungkapkan bahwa Ifan Seventeen sendiri mengakui posisi PFN saat ini cukup sulit.
"Dalam unggahannya, Ifan menyebut bahwa PFN berada di ujung tanduk. Tidak ada dukungan signifikan dari pemerintah pusat untuk perfilman. Jadi, siapa pun yang menjabat sebagai Direktur Utama di PFN akan menghadapi tantangan besar," ujarnya.
Meski demikian, Rachman menegaskan bahwa Sineas Muda Balikpapan tetap mendukung PFN untuk mengangkat kebudayaan daerah melalui perfilman, termasuk dari Kota Balikpapan.
Menurutnya, perfilman nasional saat ini mengalami perkembangan positif seiring dengan kemajuan teknologi dan inovasi sineas muda Indonesia.
"Penonton Indonesia kini lebih mencintai karya lokal yang inklusif dan mampu mewakili kisah-kisah banyak orang di Indonesia," jelasnya.
Namun, ia mengakui ekosistem perfilman di Balikpapan masih perlu diperkuat agar bisa berkembang lebih pesat.
Ia juga menyoroti potensi besar yang dapat muncul dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN).
"IKN akan memberikan dampak positif bagi perfilman lokal. Secara geografis, kita akan sangat terbantu. Banyak cerita dan isu yang bisa diangkat dari Kalimantan Timur," ungkapnya.
Saat ini, kata kerja sama dengan pemerintah masih belum ada. Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui pelaku perfilman sudah mulai merancang program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi pelaku perfilman agar industri ini terus berkembang.
"Kami masih melalui proses bertahap agar perfilman Balikpapan bisa setara dengan kota-kota lain," katanya.
Karena itu, ia berharap pemerintah dapat memberikan stimulus berupa pendanaan produksi film pendek.
"Pemerintah bisa mendukung dengan memfasilitasi produksi empat hingga lima film pendek. Karya-karya ini nantinya bisa diikutsertakan dalam festival nasional maupun internasional," pungkasnya.