Reporter: Nur Hidayah | Editor: Buniyamin
TANJUNG REDEB – Sriwijaya Air akhirnya resmi kembali mengudara di langit Bumi Batiwakkal.
Pada Senin (14/4/2025), pesawat Boeing 737-800NG milik maskapai ini mendarat mulus di Bandara Kalimarau pukul 10.37 WITA, menandai penerbangan perdana rute baru Makassar–Berau–Balikpapan.
Kedatangan ini disambut hangat dan penuh semangat oleh Pemerintah Kabupaten Berau.
Prosesi penyambutan berlangsung meriah, dihadiri oleh Sekretaris Daerah Berau Muhammad Said, Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto, Kepala UPBU Kalimarau Ferdinan Nurdin, perwakilan Kesultanan Sambaliung dan Gunung Tabur, serta unsur Forkopimda lainnya.
Dalam sambutannya, Muhammad Said menegaskan pentingnya rute ini bagi masyarakat Berau, khususnya warga perantauan asal Sulawesi.
“Rute baru ini membuka ruang besar untuk interaksi antarwilayah, sekaligus mempermudah mobilitas pelaku usaha,” ujarnya.
Tak hanya sekedar kembali, Sriwijaya Air hadir dengan gebrakan: rute revolusioner Makassar–Ternate–Makassar–Kalimarau–Balikpapan–Kalimarau–Makassar–Surabaya–Makassar.
Jadwal yang strategis dan tarif bersaing dinilai menjadi nilai tambah besar bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin menjangkau Berau.
Ferdinan Nurdin menyebut rute Makassar–Berau ini sebagai “virgin route” atau rute perintis yang belum pernah ada sebelumnya.
“Ini terobosan luar biasa. Perlu keberanian dan dukungan dari semua pihak, termasuk media, untuk mensosialisasikan rute ini. Jika berjalan baik, maka dampaknya akan besar terhadap perekonomian dan sektor pariwisata Berau,” katanya.
Sementara itu, Chief Executive Officer Sriwijaya Air, Freeman Fang, mengungkapkan bahwa pemilihan Makassar sebagai titik awal bukan tanpa alasan.
“Kami sadar bahwa rute Balikpapan sudah padat persaingan, kami butuh strategi berbeda dan Makassar menjadi pilihan logis agar koneksi ke wilayah Jawa seperti Jakarta, Surabaya, hingga Yogyakarta tetap lancar,” tuturnya.
Ia juga mengaku rute ini akan terus dievaluasi dari segi frekuensi dan permintaan. Untuk awal, penerbangan dijadwalkan tiga kali seminggu.
“Kalau animo masyarakat tinggi, kami siap menambah frekuensi. Tapi tentu ada risiko bisnis yang kami perhitungkan, termasuk load factor yang bisa naik-turun,” tambahnya.
Kembalinya Sriwijaya Air ini bukan hanya kabar baik bagi sektor transportasi, tapi juga menjadi harapan baru untuk pemulihan ekonomi serta pengembangan pariwisata.