Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Buka Isolasi Wilayah Timur, Pemkab Kutim Berencana Bangun Jalan Poros Seliung Menuju Tanjung Mangkalihat 

Potret jajaran pejabat Kutim saat melakukan rapat. (Foto: Prokopim Kutim)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Buka Isolasi Wilayah Timur, Pemkab Kutim Berencana Bangun Jalan Poros Seliung Menuju Tanjung Mangkalihat 

    PusaranMedia.com

    Potret jajaran pejabat Kutim saat melakukan rapat. (Foto: Prokopim Kutim)

    Buka Isolasi Wilayah Timur, Pemkab Kutim Berencana Bangun Jalan Poros Seliung Menuju Tanjung Mangkalihat 

    Potret jajaran pejabat Kutim saat melakukan rapat. (Foto: Prokopim Kutim)

    Reporter: Siswandi | Editor: Bambang Irawan 

    SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bersiap membuka isolasi wilayah timur dengan rencana pembangunan badan jalan sepanjang 17,47 kilometer yang membentang dari Desa Seliung hingga Tanjung Mangkalihat. 

    Proyek ini akan melintasi Areal Penggunaan Lain (APL), sehingga tidak menyentuh kawasan hutan lindung yang menjadi penyangga ekologis Kalimantan Timur.

    Langkah ini dinilai strategis dalam membangun konektivitas kawasan terluar, khususnya Kecamatan Sandaran yang selama ini nyaris terputus dari jangkauan transportasi darat. 

    Mayoritas warganya masih bergantung pada jalur laut dan jalan tanah yang sulit dilalui kendaraan roda empat.

    “Pembangunan jalan ini sangat penting untuk membuka keterisolasian dua desa yang selama ini tidak memiliki akses darat memadai,” ujar Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat memimpin rapat fasilitasi proyek di ruang kerjanya.

    Kecamatan Sandaran dikenal sebagai kawasan paling timur Kutim yang berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi. Medan geografisnya yang menantang menjadikan wilayah ini seolah terpisah dari denyut utama pembangunan. 

    Namun, melalui proyek jalan ini, pemerintah berharap roda ekonomi dan pelayanan publik bisa berputar lebih cepat.

    Pembangunan ini bukan sekadar urusan pemerintah. Sejumlah perusahaan swasta yang beroperasi di sekitar Sandaran telah menyatakan komitmennya mendukung pelaksanaan proyek, mulai dari penyediaan alat berat hingga tenaga kerja.

    “Kita tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Tanpa itu, pembangunan tidak akan menjangkau wilayah terjauh seperti Sandaran,” kata Ardiansyah.

    Semangat kolaborasi juga digaungkan Plt Camat Sandaran, Mulyadi. Ia menyebut masyarakat sudah sejak lama menanti kehadiran jalan penghubung antardesa ini. Bahkan, beberapa desa telah mulai menyiapkan dukungan tenaga dan peralatan demi mempercepat proses pembangunan.

    “Jalan ini bukan hanya soal mobilitas. Ini akan menghidupkan ekonomi desa dan memudahkan pelayanan pemerintah. Warga bisa menjual hasil pertanian dan perikanan ke kota dengan lebih murah dan cepat,” ungkap Mulyadi.

    Selama ini, hasil bumi Sandaran seperti kelapa, ikan, hingga hasil hutan non-kayu hanya beredar di tingkat lokal karena distribusi yang terbatas. Jalan baru ini diharapkan membuka pasar lebih luas bagi komoditas lokal.

    Tahap awal pembangunan badan jalan akan dimulai tahun ini. Sedangkan pengerasan ditargetkan masuk dalam APBD tahun anggaran berikutnya. Plt Kepala Dinas PUPR Kutim, Joni Abdi Setia, memastikan desain jalan sudah siap dan tinggal menunggu finalisasi anggaran serta administrasi lahan.

    Lebih dari sekadar infrastruktur, proyek ini menjadi simbol kehadiran negara di pelosok. Ia membuka jalur bagi layanan kesehatan, pendidikan, hingga koneksi sosial yang selama ini terputus.