Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan
BALIKPAPAN - Kamis (17/4/2025) pagi suasana di SD Patra Dharma 1 Balikpapan terasa berbeda.
Sekolah yang biasanya dipenuhi riuh suara siswa, kini lengang tak berpenghuni. Gerbang utama tertutup rapat dengan gembok yang tergantung kuat, menandai tak adanya aktivitas belajar mengajar usai insiden kebakaran semalam yang melanda sekolah swasta milik Pertamina tersebut.
Di balik pagar, tak terlihat satu pun guru ataupun siswa. Hanya suara angin yang sesekali menyapa halaman sekolah yang kosong dan sedikit mendung.
Di sisi samping bangunan, tampak sejumlah petugas keamanan berjaga ketat. Setiap upaya pewarta untuk masuk dan mencari informasi dari dalam sekolah, ditolak halus oleh para sekuriti.
"Belum bisa masuk, tidak bisa wawancara," ucap salah satu petugas.
Namun di bagian bawah jalan dekat lokasi, beberapa pekerja dari Indihome tampak sibuk. Mereka tengah memperbaiki tiang dan kabel yang rusak akibat dampak kebakaran.
Salah satunya koordinator lapangan Indihome, Bambang mengatakan sambungan kabel distribusi terkena imbas dari kejadian tersebut.
"Ini kena, karena SD Patra Dharma kebakaran tuh. Nah habis itu kabel kita ketabrak, mungkin ada blanwir-nya tadi malam," kata Bambang.
Ia menjelaskan, kabel distribusi yang rusak itu berdampak besar pada layanan internet pelanggan di sekitar lokasi.
Berbeda dengan kabel provider yang menghubungkan jaringan pusat, kabel distribusi ini menjangkau langsung pelanggan. Artinya, banyak rumah dan usaha kecil di sekitar SD Patra Dharma yang kini mengalami gangguan internet.
"Kalau gulungan seperti ini rusak, itu banyak pelanggan yang internetnya mati. Apalagi pohonnya juga patah, jadi harus ganti tiang baru," lanjutnya sambil menunjuk ke arah tiang yang patah dan pekerja yang menggali tanah.
Peristiwa kebakaran ini tak hanya memengaruhi kegiatan belajar mengajar di SD Patra Dharma, tapi juga merembet pada layanan publik lainnya.
Kerusakan jaringan internet menjadi salah satu dampak tak langsung yang kini sedang diatasi oleh teknisi.
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah ataupun Pertamina terkait rencana lanjutan proses belajar siswa.
Untuk sementara, pagar tetap tertutup, dan suara tawa anak-anak masih absen dari halaman sekolah itu.