Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Ulat Grayak Serang Ladang Petani di Biduk-biduk Berau, Sutami Minta Pemkab Ambil Tindakan

Anggota komisi II DPRD Berau, Sutami (Foto : Umar Daud/pusaranmedis.com)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    DPRD Kabupaten Berau

    Ulat Grayak Serang Ladang Petani di Biduk-biduk Berau, Sutami Minta Pemkab Ambil Tindakan

    PusaranMedia.com

    Anggota komisi II DPRD Berau, Sutami (Foto : Umar Daud/pusaranmedis.com)

    Banner ADV

    Ulat Grayak Serang Ladang Petani di Biduk-biduk Berau, Sutami Minta Pemkab Ambil Tindakan

    Anggota komisi II DPRD Berau, Sutami (Foto : Umar Daud/pusaranmedis.com)

    Reporter : Umar Daud | Editor : Bambang Irawan

    TANJUNG REDEB - Sejumlah petani di Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau mengeluhkan adanya hama yang menyerang ladang jagungnya. Ini mendapat sorotan tajam oleh Anggota Komisi II DPRD Berau, Sutami.

    Menurut data Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, seluas 4 hektare lahan mendapat serangan hama Ulat Grayak Frugiperda (UGF).

    Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan pertanian hingga sebabkan gagal panen. Karena itu, pemerintah diminta untuk mengambil langkah untuk mengendalikan hama tersebut.

    Sutami juga menyebut, pentingnya penyemprotan insektisida yang tepat waktu dan penggunaan perangkap feromon untuk memantau populasi ulat. 

    "Pemerintah harus menyediakan bantuan sarana dan prasarana pengendalian hama, serta memastikan petani mendapatkan pestisida ramah lingkungan," ujarnya, Kamis (17/4/2025).

    Selain itu, Sutami juga mendorong pelaksanaan pelatihan lapang bagi petani mengenai pengelolaan hama terpadu. Menurutnya metode tersebut akan meminimalkan kerusakan tanaman tanpa merusak ekosistem setempat.

    Termasuk alokasi anggaran darurat untuk kompensasi kerugian petani yang terdampak. Dengan demikian, kata dia, pembekalan serta anggaran yang memadai dapat meminalisir ancaman gagal panrn yang dihadapi para petani. 

    "Jika tidak segera ditangani, kerugian petani bisa membengkak dan memicu masalah sosial ekonomi," tutupnya. (Adv)