Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

RSUD Kudungga Krisis Dokter Spesialis, Layanan Persalinan Terancam Lumpuh

Direktur RSUD Kudungga Kutim, dr Muhammad Yusuf. (Foto: Siswandi/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    RSUD Kudungga Krisis Dokter Spesialis, Layanan Persalinan Terancam Lumpuh

    PusaranMedia.com

    Direktur RSUD Kudungga Kutim, dr Muhammad Yusuf. (Foto: Siswandi/Pusaranmedia.com)

    RSUD Kudungga Krisis Dokter Spesialis, Layanan Persalinan Terancam Lumpuh

    Direktur RSUD Kudungga Kutim, dr Muhammad Yusuf. (Foto: Siswandi/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Siswandi | Editor: Buniyamin 

    SANGATTA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga tengah menghadapi tantangan serius dalam pemenuhan tenaga medis spesialis. 

    Direktur RSUD Kudungga, dr Muhammad Yusuf menegaskan kekurangan dokter spesialis menjadi penghambat utama pelayanan kesehatan yang optimal.

    “Kuncinya ada di tenaga spesialis. Kalau sudah tersedia, maka kebutuhan tenaga lainnya akan mengikuti,” ujar dr Yusuf. Rumah sakit rujukan seperti RSUD Kudungga harusnya memiliki tujuh dokter spesialis utama. 

    Empat di antaranya merupakan spesialis dasar anak, kebidanan, penyakit dalam dan bedah, serta tiga spesialis penunjang, yakni anestesi, patologi klinik (laboratorium) dan radiologi.

    “Tanpa spesialis radiologi dan laboratorium, dokter anak, penyakit dalam, bedah dan kebidanan tidak bisa menegakkan diagnosis dengan tepat, keberadaan tujuh spesialis ini mutlak,” tegasnya.

    Meski termasuk rumah sakit dengan jumlah spesialis terbanyak di Kalimantan Timur (Kaltim), tapi secara kuantitas RSUD Kudungga masih belum ideal.

    Salah satu kondisi paling mengkhawatirkan terjadi di layanan kebidanan, yang saat ini hanya ditangani oleh satu dokter spesialis.

    “Ini menjadi pekerjaan rumah besar. Satu dokter untuk layanan kebidanan (Persalinan) sangat rentan. Jika dokter cuti atau dinas luar, pelayanan otomatis tutup. Padahal, kasus kebidanan termasuk yang paling tinggi dan sering bersifat darurat,” ungkapnya.

    RSUD Kudungga kini tengah menempuh sejumlah langkah strategis, di antaranya melalui formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS) dari Kementerian Kesehatan, hingga skema kontrak langsung dengan dokter spesialis.

    Selain itu, rumah sakit juga mendapat suntikan tenaga baru melalui pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Sebanyak 68 tenaga tambahan sudah mulai bergabung, terdiri dari perawat, tenaga administrasi, teknis dan dua dokter umum.

    “Gelombang kedua akan datang pada Oktober, rencananya tiga orang lagi,” pungkas Yusuf.