Reporter: Lutfi Aziz | Editor: Lodya Astagina
BONTANG - Mahasiswa Universitas Turnajaya (Unijaya) mengeluhkan statusnya ke Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni.
Mereka tak kunjung mendapat kejelasan terkait status kelulusan karena adanya masalah sengkarut administrasi yang menjerat kampus.
Pemkot Bontang tengah berupaya keras menyelamatkan nasib ratusan mahasiswa Unijaya yang terancam tidak bisa menyelesaikan studi setelah kampus dibekukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak 2024.
Neni Moerniaeni secara aktif melakukan pendekatan ke berbagai pihak untuk mencari solusi. Dua langkah strategis yang dilakukan Pemkot Bontang adalah pertemuan dengan Biro Hukum Ditjen Dikti Kemendikbudristek, Afifah di Jakarta dan koordinasi dengan LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan di Banjarmasin.
"Bunda coba fasilitasi dan advokasi. Nanti mereka (Kemendikbudristek) yang akan turun ke Unijaya, lihat semuanya," katanya, Senin (21/4/2025).
Dari hasil kunjungan itu, Biro Hukum Ditjen Dikti siap mengadvokasi persoalan yang dialami mahasiswa Unijaya.
Kemudian, Neni juga sempat menerima kunjungan perwakilan mahasiswa Unijaya beberapa pekan lalu. Mereka meminta Pemkot Bontang mendukung dan mengadvokasi kondisinya. Sebab hingga kini nasib mereka masih tak kunjung jelas, tak bisa yudisum dan wisuda.
Aduan ini menjadi salah satu dasar Pemkot Bontang untuk bergerak cepat. Neni menegaskan pihaknya mesti bergerak cepat dan menyelamatkan nasib ratusan mahasiswa. Jangan sampai terkatung-katung, apalagi dikeluarkan dari kampus.
Nantinya Neni dan Kemendikbudristek akan turun langsung ke Unijaya untuk melihat kondisi di lapangan, juga mengecek seluruh persyaratan administrasi yang telah mereka minta ke kampus.
Selain itu, Unijaya juga menunggu hasil evaluasi yang akan diterbitkan tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi (EPKT) Mendiktisaintek untuk tahu nasib kampus ini ke depannya.