Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Pedagang SGS Bertahan Menunggu Kepastian di Tengah Penurunan Omzet

Seorang pembeli tengah bertransaksi di Toko Aldy Rahman, salah satu kios pakaian jadi di Segiri Grosir (SGS) Samarinda (foto : Ayu/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Pedagang SGS Bertahan Menunggu Kepastian di Tengah Penurunan Omzet

    PusaranMedia.com

    Seorang pembeli tengah bertransaksi di Toko Aldy Rahman, salah satu kios pakaian jadi di Segiri Grosir (SGS) Samarinda (foto : Ayu/Pusaranmedia.com)

    Pedagang SGS Bertahan Menunggu Kepastian di Tengah Penurunan Omzet

    Seorang pembeli tengah bertransaksi di Toko Aldy Rahman, salah satu kios pakaian jadi di Segiri Grosir (SGS) Samarinda (foto : Ayu/Pusaranmedia.com)

    Reporter : Ayu Norwahliyah | Editor : Bambang Irawan

    SAMARINDA – Proyek revitalisasi Pasar Pagi Samarinda terus berlanjut ke tahap kedua pembangunan, namun para pedagang yang sementara direlokasi ke Segiri Grosir (SGS) masih menghadapi penurunan omzet dan harapan yang belum pasti akan kepindahan kembali ke lokasi semula.

    Jainur, pemilik Toko Aldy Rahman yang berjualan sejak 2010, mengaku pemasukan tokonya jauh menurun sejak dipindahkan ke SGS.

    “Agak kurang di sini, jauh turun omzet. Karena parkirannya beda, kalau Pasar Pagi tampungan parkirnya banyak sementara di sini tidak, itu yang membuat pelanggan berkurang,” ujarnya, Kamis, (24/4/2025).

    Meski tempat berjualan sementara ini cukup nyaman dan tidak panas seperti Pasar Pagi, namun Jainur mengakui bahwa keramaian pengunjung belum seperti yang diharapkan.

    “Dibilang ramai tidak, tapi ada aja penghasilan. Harapannya nanti setelah pindah lagi, penjualan ramai dan fasilitasnya bisa jauh lebih baik dari yang sebelumnya,” tuturnya.

    Gedung Pasar Pagi yang baru nantinya akan memiliki tujuh lantai dengan konsep modern. Tahap pertama pembangunan, termasuk struktur utama dan fasad, telah rampung, meski sempat mengalami penyesuaian anggaran dari Rp390 miliar menjadi Rp290 miliar. 

    Kini, tahap kedua tengah berlangsung dengan nilai Rp148,5 miliar, mencakup penyekatan kios, instalasi sistem mekanikal dan elektrikal, serta fasilitas penunjang seperti eskalator dan plafon.

    Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda, Nurrahmani menyatakan bahwa proses pemindahan para pedagang masih menunggu evaluasi menyeluruh agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.

    “Pedagang harus difasilitasi, termasuk tempat untuk nama toko, agar setiap sudut pasar bisa dimaksimalkan. Kami akan lihat capaiannya dulu, baru kami sampaikan ke pedagang,” ujar Nurrahmani, yang akrab disapa Yama.

    Sementara revitalisasi ini ditargetkan selesai Oktober 2025, Pemerintah Kota masih mengalokasikan dana sekitar Rp7 miliar per tahun untuk menyewa tempat sementara seperti SGS. 

    Hal ini dilakukan agar lebih dari 2.500 pedagang aktif tetap bisa berjualan sembari menunggu kepastian tempat baru mereka.

    Bagi pedagang seperti Jainur, kepastian waktu dan jaminan fasilitas yang layak menjadi hal krusial dalam menjaga keberlangsungan usaha yang telah ia jalankan lebih dari satu dekade.