Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Terowongan Hampir Rampung, Warga Berharap Kemacetan Parah Teratasi

Proyek Terowongan Samarinda (foto : Ayu/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Terowongan Hampir Rampung, Warga Berharap Kemacetan Parah Teratasi

    PusaranMedia.com

    Proyek Terowongan Samarinda (foto : Ayu/Pusaranmedia.com)

    Terowongan Hampir Rampung, Warga Berharap Kemacetan Parah Teratasi

    Proyek Terowongan Samarinda (foto : Ayu/Pusaranmedia.com)

    Reporter : Ayu Norwahliyah | Editor : Bambang Irawan

    SAMARINDA - Warga Samarinda berharap pembangunan terowongan Sultan Alimuddin–Kakap yang hampir rampung dapat mengakhiri kemacetan parah di kawasan Gunung Manggah dan Jalan Otto Iskandardinata.

    Proyek tersebut kini telah mencapai progres fisik 98 persen. Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menargetkan penyelesaiannya paling lambat Juni 2025. 

    Terowongan ini digadang-gadang menjadi solusi jangka panjang atas kepadatan lalu lintas yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengatakan pilihan membangun terowongan dinilai lebih efisien ketimbang opsi jalan layang yang pernah direncanakan sebelumnya. 

    Berbeda dengan jalan layang yang berisiko mengubah kontur kawasan, proyek terowongan diklaim dibangun tanpa merusak lingkungan sekitar, termasuk tidak perlu membongkar bukit.

    "Kalau jalan layang Rp750 miliar, terowongan cukup Rp400 miliar, dan tidak mengganggu alam,” ujar Andi Harun belum lama ini.

    Di sisi lain, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) turut menyiapkan proyek jalan alternatif, yakni Coastal Road untuk membantu mengurangi beban lalu lintas di Jalan Otto Iskandardinata.

    Meski demikian, Andi Harun menyambut baik rencana tersebut, namun ia menekankan pentingnya pelibatan Pemkot dalam proses perencanaan. 

    “Saya apresiasi untuk perencanaan itu. Kami berharap diundang agar tahu di mana letak kami bisa membantu,” katanya. 

    Solusi mengatasi kemacetan, lanjut dia, tak bisa hanya mengandalkan terowongan. Salah satu upaya lanjutan yang diusulkan adalah penurunan elevasi jalan.

    Namun karena status jalan berada di bawah kewenangan Pemprov Kaltim, maka Pemkot Samarinda tidak bisa melaksanakannya secara mandiri.

    Sebagai pendukung operasional terowongan, pihaknya juga tengah menyiapkan pelebaran sejumlah ruas jalan penghubung, seperti Jalan Sultan Alimuddin, Jalan Sejati, dan Jalan Kakap. 

    Komunikasi pun telah dilakukan dengan Pemprov Kaltim agar bisa memanfaatkan sebagian lahan di sekitar pagar Rumah Sakit (RS) Atma Husada.

    ”Membangun Coastal Road itu kan mahal. Bagaimana kalau pemprov bantu kami melebarkan jalan. Kami kerja kerasnya, tinggal pemprov bantu pendanaan. Kerja sinergi itu jauh lebih maksimal, saya pasti cepat karena untuk kepentingan rakyat,” terangnya.

    Dari sisi teknis, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, Neneng Chamilia Santi mengatakan bahwa saat ini tengah dilakukan pengecoran segmen terakhir dari struktur terowongan. 

    “Pengerjaan lining dan cor jalan sekarang dikerjakan. Setelah itu baru masuk tahap uji struktur final,” jelas Neneng.

    Dirancang satu arah dengan dua lajur, terowongan ini dapat dilintasi kendaraan besar, termasuk truk tronton. 

    Namun, kelayakan operasionalnya masih menunggu kajian akhir dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda.

    “Bagi kendaraan besar seperti tronton bisa lewat, tetapi analisa akhir lalu lintas tetap dari Dishub,” pungkasnya.