Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Dukung Program WAJAR, Disdikbud Wacanakan Bimbel Gratis di 2026 

Sekretaris Disdikbud Bontang, Saparuddin (Dok:Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang

    Dukung Program WAJAR, Disdikbud Wacanakan Bimbel Gratis di 2026 

    PusaranMedia.com

    Sekretaris Disdikbud Bontang, Saparuddin (Dok:Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

    Dukung Program WAJAR, Disdikbud Wacanakan Bimbel Gratis di 2026 

    Sekretaris Disdikbud Bontang, Saparuddin (Dok:Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

    Reporter : Lutfi Aziz | Editor : Lodya Astagina

    BONTANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang tengah menyiapkan program Bimbingan Belajar (Bimbel) gratis yang akan dilaksanakan di setiap kelurahan.

    Bimbel ini upaya untuk mendukung program Wajib Belajar (Wajar) yang tercantum dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 8 Tahun 2008.

    Tujuannya untuk menciptakan ruang belajar yang menyenangkan dan tidak membebani siswa, juga menjadi opsi yang dapat dilakukan pada jam yang telah ditentukan, pelajar diimbau untuk belajar dari pukul 19.00-21.00 WITA.

    Sekretaris Disdikbud Bontang, Saparuddin mengatakan pihaknya baru mewacanakan rencana ini dan selanjutnya akan dilakukan pembahasan untuk dimasukkan dalam APBD Perubahan 2025 dan mulai dijalankan pada 2026.

    "Ini masih wacana dan sekarang masih dalam bentuk rancangan, akan dibahas lebih lanjut. Kemungkinan program ini akan masuk dalam anggaran perubahan," katanya, Jumat (25/4/2025). 

    Menurutnya, kebijakan wajar perlu dikemas dengan baik untuk menciptakan ruang belajar yang menyenangkan sehingga pelajar tidak merasa terbebani.

    “Program ini akan menyasar dua aspek, peningkatan kualitas pendidikan serta pemberdayaan lulusan baru (mahasiswa) sebagai tenaga pengajar,” ujarnya. 

    Nantinya setiap kelurahan akan memiliki lima pengajar yang merupakan sarjana baru, masing-masing dari mereka akan membimbing 15 pelajar. Dengan begitu setiap kelurahan dapat menjangkau hingga 75 pelajar dalam satu periode.

    “Para pengajar akan diberikan insentif dengan mekanisme melalui e-SIPD serta absensi sebagai bukti keaktifan mereka di lapangan,” pungkasnya

    Program serupa pernah dijalankan, tapi dinilai kurang maksimal karena mengandalkan guru sekolah. Untuk itu kali ini melibatkan lulusan sarjana baru yang diharapkan proses belajar lebih fleksibel dan antusiasme pengajar tinggi. (Adv)